Smiley

4:00:00 AM
0
Neraka, demikian biasa disebut. Mungkin seperti negara api, yang sekira bayi lahir pun sudah bisa memegang api. Dan mereka mungkin kebal api, ah apa iya? Seperti Iblis yang diciptakan dari api (Baca: Satu Jawaban untuk Tiga Keraguan)? Seandainya begitu, sih. Tetapi siapa yang sudah menjenguk neraka. Hingga berkesimpulan demikian.

Lalu kita sering katakan, "ndak apa. Bisa ketemu J-Lo nanti." Sebagai andai-andai melancong ke negara api, neraka. Kita lupa kepada Nabi  yang telah membawa kabar dengan senyatanya. Karena telah diperlihatkan bangunan neraka dan isinya. Kita? Mungkin baru melancong ke pabrik pengolahan baja atau keramik. Yah, sedikit merasakan panasnya temperatur 800 derajad celcius, mungkin.

Seringan-ringan siksaan bagi manusia dan jin adalah seseorang yang berlindung pada sandalnya. Sedang otaknya mendidih karena panas. Dan ketika di yaumil akhir, semuanya dikembalikan keadaannya seperti Nabi Adam 'alaihissalam. Setinggi 60 hasta, sekitar 30 meter. Allah menjamin tidak ada yang akan mati karena siksaan, untuk menjadikan pedihnya.

Seringan-ringan siksaan adalah ditimpakan kepada Abu Thalib (baca: Jika Semua Agama Sama), atas syafaat Nabi . Neraka permukaan, masyhur dengan nama Jahanam. Siksaannya menggulung wajah, hingga kulit tidak tersisa dari tubuh. Kemudian akan diganti kembali dengan kulit baru agar dirasakan azab Allah. Tidak akan mati, namun juga tak hidup. "Matikan kami!" kira-kira begitu teriakan penghuni jahanam. Yang dihuni oleh orang-orang kafir dhimmi, dan orang-orang yang kufur nikmat.

Melancong ke Negara Api
merdeka.com
Semacam ada garansi bagi umat muslim, siapapun yang mengambil tiketnya ke neraka akan disiksa lebih dari yang ini. Tidak ada harapan keringanan, melainkan seperti neraka ladza. Yang menguliti penghuninya mulai dari telapak tangan. Hingga habis, tanpa sisa, namun terus berulang dengan yang masih segar. Hingga habis kembali, berulang-ulang hingga habis bersih dosa dalam catatan amal.

Dan ketika orang yahudi sangat percaya akan dibebaskan dari neraka dalam hitungan hari, merasa mampu. Sebuah tungku pengolah baja yang telah terlindung dengan batu tahan api, panasnya menguras keringat. Wajah pun seperti terkena gigitan semut api seluruhnya, bagi yang mendekat beberapa meter. Lalu, sepanas apa uap neraka yang mampu mendidihkan isi kepala dalam jarak 30 meteran. Sedang air saja mendidih pada temperatur 100 derajad, tidak mampu kita pegang.

Sebagai muslim, siksa itu tidak seringan air mendidih dalam tungku. Yang kita tiup-tiup ketika menikmati kopi pun dapat membuat hilang rasa dalam lidah. Seolah mati semua syaraf perasa di permukaannya. Tetapi jauh lebih pedih dari jahanam. Api yang berwana biru, menghanguskan setiap mikron syaraf kita. Tidak ada keraguan atas jaminan hidup. Terus hidup, walaupun dalam hitungan hari. Ust. Abi Maliki, Lc dalam sebuah kajian menambahkan, bahwa semua siksa akan terus bertambah. Tidak ada kemampuan manusia untuk beradaptasi terhadapnya. Naudzubillahi min dzalik.

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْجَنَّةَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَتِ الْجَنَّةُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ اسْتَجَارَ مِنَ النَّارِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَتِ النَّارُ: اللَّهُمَّ أَجِرْهُ مِنَ النَّارِ
”Siapa yang meminta surga 3 kali, maka surga akan berkata: ’Ya Allah, masukkanlah dia ke dalam surga.’ Dan siapa yang memohon perlindungan dari neraka 3 kali, maka neraka akan berkata: ’Ya Allah, lindungilah dia dari neraka.”(Dari Anas ibn Malik, HR. Ahmad 12585, Nasai 5521, Turmudzi 2572 dan yang lainnya. Hadis ini dinilai hasan oleh Syuaib al-Arnauth dan dinilai shahih oleh al-Albani)

0 Komentar:

Posting Komentar