Dalam hal bangunan dan arsitektur, dunia telah memberi pengakuan lewat 'badan pengelola warisan dunia'. Tidak diragukan lagi keagungan mesir dalam kemampuan mereka membangun bangunan besar dan megah. Meski secara budaya belum dapat dipastikan dan disimpulkan sampai dimana kecerdasan masyarakat saat itu. Yang mungkin pernah terekam adalah ketika Firaun dengan sombong memerintahkan ahli-ahli mereka untuk mendirikan bangunan, untuk Firaun melihat Tuhan.
#Beemoslem wikipedia.org |
Manusia telah mampu mencapai bulan dengan teknologinya, sudah berani melakukan eksplorasi terhadap planet Mars dalam rangka mencari tempat baru. Akhir-akhir ini sudah ada berita mengejutkan dari dunia astronomi yang telah menemukan planet serupa bumi di luar jagad raya yang maha luas. Diberi julukan planet keppler. Sehingga manusia jaman sekarang sudah begitu yakin tentang siapa mereka dan bumi. Yang hanya setitik debu kecil dalam keteraturan langit.
Sangat wajar jika kemudian manusia mempertanyakan Tuhan mereka, yang mungkin seukuran 'anu' dalam bayangan fikiran. Manusia harus mengkoreksi 'Tuhan' mereka dalam hal ukuran. Ya, dengan teknologi manusia menjadi tampak bodoh dalam menemukan Tuhan. Sejauh mereka memandang jagad raya, tidak pernah mereka mampu menemukan Tuhan. Mungkin ini hanya kebetulan semata, dan inilah yang sangat luas dianut oleh manusia. Berakhir pada kesimpulan, Tuhan tidak pernah ada. Sebgaimana Firaun yang mendaki Piramida sekitar 100 meter dan mengatakan Musa berbohong. Tentang Tuhan yang menciptakan alam semesta.
Teknologi yang bodoh, atau manusia itu sendiri? Pada dasarnya, manusia memang bodoh dalam menemukan rupa Tuhan. Karena tidak mudah mengatur alam ini sesuai sangkaan manusia yang terbatas. Seperti memaksakan dua fisrt champion dalam balam motoGP. Manusia bahkan berlomba-lomba menemukan teknologi untuk mengukur perbedaan waktu untuk menentukan pemenang. Walaupun dalam hitungan milidetik atau lebih daari itu. Tuhan [tidak] dapat menciptakan dua pemenang di dunia balap motoGP. Maka Dia tidak menciptakan kemampuan untuk melihat Tuhan bagi manusia, di dunia.
Manusia memang harus menjadi bodoh, karena memang mereka dapat menjadi sangat jenius. Hingga gambaran suasana galaksi yang jaraknya ribuan tahun cahaya dapat mereka potret dalam sebuah gambar relatif. Namun tetap saja manusia tidak akan dapat menemukan Tuhan di luar sana. Manusia hanyalah debu dalam kehampaan yang tidak kosong di kolong langit. Dimanakah diriMu Tuhan? Adalah pertanyaan sulit yang dapat dipecahkan oleh seorang anak kecil yang berilmu. Mengetahui tentang Allah, Tuhan manusia. Allahu a'lam.
0 Komentar:
Posting Komentar