Smiley

12:10:00 PM
0
Ketika akhir tahun 2011 yang lalu memutuskan untuk balik kampung, ada bagian dari dalam diri Saya yang yakin bahwa jalan ini tidak mudah. Namun sebuah keberanian selalu menampilkan sudut pandang yang berbeda. Maka yang selalu tampak di mata adalah kesempatan, dan tentu saja pengalaman yang akan menjadi pelajaran berharga. Ya, waktu itu tidak lebih dari 2 digit modal yang dapat terkumpul selama bekerja sebagai Management Trainee. Jauh dari bayangan kenyamanan jika seandainya dapat bertahan, dan mampu masuk ke dalam jajaran managerial. Tentu lebih menggiurkan dan menjanjikan kemakmuran.

Hidup memang punya seribu cara untuk mengarahkan kita pada hal yang memang telah tertulis. Dalam kisah yang memang harus dijalani. Kegagalan juga adalah bagian dari sebuah kisah, bagian roda yang harus berputar. Bertahan sampai bulan kesepuluh saja sebenarnya sudah merupakan keajaiban. Belum lagi kesempatan untuk dapat 'melarikan diri' dari kegagalan itu. Ya, pergolakan yang datang kemudian, membawa kepada pulau baru yang tidak juga asing. Kalimantan, tepatnya Samarinda, tempat yang pernah disinggahi di akhir tahun 2011. Di tempat itu dulu memutuskan balik kampung, dan sekarang di sana jua melarikan diri.

Memanen Investasi
#Beemoslem
Panen dari investasi pengalaman itu kiranya baru tampak sekarang, 2015 yang dihimpit dollar. Sudah jelas pula nilai dari kesabaran itu. Boleh jadi jika dulu punya keberanian untuk melego sebidang tanah 'panas' itu kehidupan akan mudah. Tetapi kadang ada yang lebih indah dari bertahan terhadap sesuatu yang sulit. Sekarang, nilai kenaikannya dapat diprediksi dengan sangat tepat. Karena pengaruh kemajuan ekonomi di lingkungan pendidikan sekitarnya yang luar biasa pesat. Bukankah, bidang usaha pendidikan tergolong usaha tahan banting?! Tepat 3 tahun dari masa itu asumsi kenaikan propertinya adalah 20% per tahun. Luar biasa!!!

Banyak orang yang sinis dengan gaya 'sabar' yang Saya pilih. Mungkin mereka menyangka Saya telah dijangkiti sifat serakah. Atau, sudah terlanjur kaya dan tidak butuh duit, sombong. Itu sah saja, serakah dalam arti mencari keberkahan. Atau terlanjur kaya karena sangat membatasi keinginan. Seandainya mereka menemukan hal yang tersembunyi dari apa hakikat sabar. Betapa sederhana, namun tidak jauh dari kebahagiaan. Biarlah Saya menarik diri dari gaya hidup masa lalu yang hedonis, dan bersemedi dalam hening. Tetapi kebahagiaan letaknya di hati, bukan.

Kegagalan demi kegagalan yang Saya alami jaraknya tidaklah jauh. Kadang hanya dalam hitungan bulan, tidak pernah lebih dari setahun. Anggap saja memang itulah dunia, tempatnya lelah. Investasi sabar adalah investasi yang paling menguntungkan. Memanen kesabaran jauh lebih manis dari panen tebu. Dan selain itu, perjalanan hidup terasa lebih bermakna dan penuh hikmah. Kadang, Allah menunjukkan apa yang penting dalam cobaan kepayahan. Bukan cobaan senang-senang yang sering kita fahami sebagai kebaikan Allah. Ah, padahal Allah telah mengumumkan, bahwa Dia lah yang lebih mengetahui kebaikan. Meski bagi manusia tampak buruk. Teruslah menjadi penyabar. Allahu a'lam.

0 Komentar:

Posting Komentar