Smiley

0
Silangkan tangan Anda pada jari - jari. Jika pertemuannya membuat ibu jari tangan kiri terlihat di atas, Anda orang kanan. Begitu sebaliknya, jika ibu jari kanan yang berada di atas. Banyak yang sudah akrab dengan diagnosa ini, mungkin. Untuk mendefinisikan bahwa seseorang adalah left-brain atau right-brain. Dua macam cara berpikir yang sangat bertolak belakang. Kubu kiri yang logis, analitis, dan objektif. Dan kubu kanan yang dipahami sebagai golongan yang meletakkan proses berpikirnya dalam intuisi, kebijaksanaan, dan subjektifitas. Banyak yang mempertentangkan kedua kubu ini dalam perdebatan dikotomis. Mana yang lebih baik?!

Karakter Otak

Apakah kita memang harus berpikir demikian, menilik pengaruh literasi pakar psikologi yang sudah mendunia? Tidak dipungkiri, konsep ini sudah merambah pada studi perilaku manusia dalam berbagai bidang. Dan digunakan secara luas dalam menganalisa karakter atau turunannya, seperti untuk menganalisa calon konsumen misalnya. Bagaimana awalnya kemudian konsep ini berkembang sebagai konsep kepribadian berdasarkan proses berpikir otak kanan-kiri? Kiranya, ilustrasi cukup ekstrim dalam video animasi berikut dapat memberi gambaran awal. Sekaligus memberikan sedikit-banyak hiburan.

 


Teori split-brain pertama kali ditemukan secara tidak langsung oleh Roger W. Sperry dalam penelitiannya tentang kurifikasi gejala epilepsi. Bahwa ketika penghubung dua belah otak (Corpus Callosum) di-otomi, akan diperoleh efek positif yang meringankan atau menghilangkan gejala kejang pada penderita. Namun, terdapat efek samping yang menunjukkan penderita epilepsi menjadi kehilangan salah satu sisi kemampuan berpikir. Dari riset tersebut, beliau menemukan bahwa kemampuan berbahasa dikendalikan oleh otak kiri. Sayangnya, kesimpulan ini belum dapat menjelaskan keseimbangan kerja otak dalam proses berpikir manusia terhadap masalah yang pelik. Salah satunya adalah ketika seorang lelaki harus memahami perempuan. :-)

Dr. Jeff Anderson, pimpinan otoritas riset pada University of Utah, terhadap 1000 partisipan mengatakan bahwa, "Memang benar beberapa fungsi otak ada pada satu atau lain bagian dari otak. Bahasa cenderung pada otak kiri dan atensi pada otak kanan. Tetapi manusia tidak condong untuk memiliki jaringan otak yang kuat ke kiri atau ke kanan. Tampaknya determinasi berhubungan lebih pada koneksi."  Dalam percobaan yang dilakukan pada subjek penelitian diketahui bahwa pada masalah - masalah yang pelik, fungsi kiri-kanan bekerja secara berimbang. Coba diingat kembali bagaimana ending video animasi di atas. Terbukti ada konspirasi dua kubu, bukan!

Meskipun dukungan riset yang mutakhir telah menggugurkan dikotomi kiri kanan kepribadian berdasarkan kecenderungan kerja otak, namun teori tetaplah menjadi rujukan dalam penilaian karakter. Kesan kuno ini justru menjadikan banyak orang begitu tertarik untuk menilai seseorang secara kiri-kanan. Seperti mitos - mitos cinta yang telah memiliki andil dalam banyak cerita roman. Cinta memang tidak mensyaratkan keilmiahan, sih.

26 Sya'ban 1436 H

0 Komentar:

Posting Komentar