Smiley

5:04:00 PM
0
Alkisah bercerita tentang Iblis yang telah merasa lelah dengan keabadiannya di dunia. Kisah yang penulis nukilkan dari sari pengajaran dalam sebuah kajian tafsir oleh Gus Baha', Rembang. Padahal Iblis baru hidup seumur dunia yang Adam diturunkan ke bumi dan kerasulan Nuh 'alaihissalam, rentang tambahannya. Begitulah pada hakikatnya seorang hamba, tidak akan pernah jauh dari PenciptaNya. Tidak kuasa menahan kerinduan. Maka Iblis menemui Nuh 'alaihissalam untuk bermohon agar disampaikan, "seorang hamba ingin betaubat kepadaNya."
Sombong jadi Raja

Nuh 'aialihissalam yang telah kita dengar sirahnya, berdakwah selama seribu tahun kurang lima dekade. Dalam mendengar permintaan Iblis pun tak sanggup berucap pinta kepada Allah. Merasa takut dengan dosa-dosanya. Kita bisa mengingat salah satu dari sekian hal yang menjadikan Nuh 'alaihissalam takut berpinta. Yaitu ketika anak yang tidak mau mengikutinya ditenggelamkan oleh Allah, dan Nuh 'alaihissalam menyakan janji Allah. Pun, Allah lebih tahu dari isi hati manusia dan melarang Nuh 'alaihissalam untuk mengharap yang tidak dia ketahui itu.

Berlalu waktu yang sangat lama, kerinduan Iblis untuk bertaubat membuncah kembali. Ketika bumi telah mulai menua, dan dia masih abadi hingga nanti kebangkitan terjadi. Bermohon Iblis kepada Sang Kekasih Allah, "seorang hamba ingin bertaubat kepadaNya." Ternyata, Bapak kita Ibrahim 'alaihissalam, Sang Pencari Allah tak sanggup menengadahkan tangan kepada Allah. Takutnya Ibrahim 'alaihissalam dibawanya hingga ke padang mahsyar, atas kebohongan yang darurat. Yang mempunyai udzur demi mengharap keselamatan. Malangnya Sang Iblis yang telah ditaklukkan oleh kesombongan dan hasad.

Sampailah perjalanan Iblis kepada Musa 'alaihissalam seorang utusan Allah, "dan Allah telah berbicara kepadamu ..." serunya. Iblis kemudian memperkenalkan dirinya kepada Musa 'alaihissalam dan mengatakan pula hal yang senada, "seorang hamba ingin bertaubat kepadaNya." Iblis mengemis kepada Musa 'alaihissalam agar bersedia meminta kepada Allah, atas wasilah kerasulan Musa 'alaihissalam yang agung dan didekatkan. Kali ketiga ini Iblis beroleh faedah usahanya yang tidak putus mengharap, Musa 'alaihissalam mengangkat tangannya kepada Allah.

Maka disampaikanlah berita dari Sang Ilah, tentang sebuah syarat dan tata cara pertaubatan yang harus dilakukan oleh Iblis yang telah pilu hati itu. " ... engkau harus terlebih dahulu sujud di kuburan Adam ('alaihissalam). ...," Iblis pun terhenyak oleh sesuatu yang tidak dia fahami. Api kesombongan yang telah lama menjadi raja yang lemah oleh usahanya mencari pengampunan bergolak tanpa ia mampu menundukkan. Jadilah Iblis budaknya, dan kesombongan itu menjadi raja.

Dan dengan kerasnya dia bercongkak kepada Musa 'alahissalam yang doanya telah didengar Allah itu. Bagaimana mungkin dia akan memandang kepada Adam ('alaihissalam) yang telah dimakan tanah, kemudian bersujud kepadanya. Sedang dahulu dia pun tak hendak menyungkur ketika derajadnya masih tinggi di syurga. Sungguh rugi wahai engakau Iblis, atas kepatuhanmu pada kesombongan yang merajai dadamu. Ya Allah, Kami berlindung dari perbuatan Iblis yang telah Engkau laknat. A'udzubillahi min dzalika. 'Allahu a'lam.

0 Komentar:

Posting Komentar