Smiley

0
Tahukah Anda bagaimana Ayam - ayam piaraan tidur di malam hari? Apakah mereka tidur dengan alarm menyala, sehingga selalu bangun di waktu subuh. Apakah mereka membutuhkan udara segar, agar nyaman tidur dan terlihat begitu sehat di pagi hari. Ah, bagi ayam semua hal yang dibutuhkan sudah tersedia begitu saja di alam. Dan kemudian dari itu, manusia belajar bagaimana membuatkan kandang ayam. Dengan menambahi makanan, yang menarik perhatian ayam - ayam domestik.

Dari Matahari

Senja tetap menjadi alarm bagi ayam, bahwa mereka harus segera berangkat tidur atau pulang kandang. Tidak peduli apakah manusia menyalakan lampu di malam hari. Mereka tetap cenderung untuk tidur lebih awal. Tidak ada yang keluyuran di atas jam 12 malam, kecuali Ayam kampus mungkin. Tetap begitu. Mereka tidak pernah kenal dengan insomnia.

Bapak memang bukan orang yang mudah sabar. Tidak juga kepada ayam yang memang tidak punya hukum dosa. Namun tetap saja Bapak asyik menghajar ayam - ayam yang tidak segara masuk kandang di waktu senja. Bapak akan mengejar ke mana ayam itu lari sampai benar - benar orang satu kampung tahu. Bapak tetap akan mengambil kayu yang dilemparnya ke ayam - ayam yang kurang disiplin itu, meskipun nafasnya terengah. Bapak tidak pernah melihat pandangan mata orang yang keheranan dengannya. Baginya, ayam tetaplah ayam yang harus disiplin masuk kandang, saat senja.

Itulah Bapakku dan ayam piaraannya, selalu menimbulkan kehebohan di senja hari. Sepertinya hanya suara adzan yang mampu menghentikan kemarahan Bapak. Atau jika ayam itu berhasil masuk kandang. Bahkan Emak harus menugaskan Aku untuk menertibkan ayam ke kandang. Mungkin Emak malu mendengar bisik tetangga, wajar. Dan ternyata Aku juga tidak disiplin, sehingga kadang kelolosan. Duh, bagaimana ayam mau disiplin jika aku sendiri tidak. Tentu itu juga tidak menjadi alasan yang layak bagi Bapak, semua harus disiplin. Tidak juga anak atau ayam.

Kadang kami anaknya merasa geli, tapi ngeri. Nah, ini ayam saja digebuk sampai masuk, apalagi kami. Jika tidak segera pulang saat senja. Jika terus saja nggruwis saat menjelang maghrib. Kadang saat main di rumah tetangga, setelah ashar, mereka pun paham jika suara ayam mulai terdengar. "Ayo pulang," mereka mengingatkan. Pengaruh psy war Bapak menjalar sampai radius tetangga yang terpajan suara teriakan ayam. Namun tetap saja, sekeras apapun Bapak melempar kayu pada ayamnya, cuma kalimat pendek jika kami telat pulang. "Hmmm," berdehem, dan kami pun ngeri. Hahaha. Seperti sedang bertinju dengan Muhammad Ali, dan kami hanya petinju kelas bulu, ayam.

24 Rajab 1436 H

0 Komentar:

Posting Komentar