Memang tidak muda memahami keinginan balita, mereka belum memahami apa arti kata tidak. Jadi sering terjadi konflik kepentingan (duh) antara orang tua dan anak. Biasanya, orang tua muda mudah menyerah dalam hal ini. Dan menuruti saja kemauan Si Kecil karena tidak kuasa menahan malu di depan umum. Karena sama-sama belajar, kita yang masih kecil merekamnya sebagai 'cara mengalahkan' yang ideal. Selama di depan banyak orang, hipotalamus yang mulai berkembang di dalam otak kecil kita bekerja dengan instingnya. Ada saja yang kita tunjuk dan harus dapat disentuh, kemudian dibawa pulang ke rumah.
Sekarang, ketika semuanya telah dapat kita fahami, dapatkah kita berhitung tentang perasaan orang tua kita. Terutama seorang Ibu yang selalu menjadi 'korban' rengekan kita. Tetapi bukan berarti tidak demikian dengan Ayah. Penulis sendiri berhasil membawa pulang boneka cewek itu karena merengek kepada Bapak. Ya, begitulah. Rindu dengan Si Dedek yang katanya sekolah ke tempat yang jauh. Sehingga kemudian penulis kecil merasa dia tidak akan pernah kembali. Terlalu jauh untuk dapat kembali.
Tenang saja, kita masih belum akil baligh, kan. Jadi meskipun kita dapat mengingatnya, tidak boleh kita menyesal terlalu dalam. Justru kita patut menyesal, jika suatu saat nanti orang tua kita telah dikembalikan ke masa kecilnya, kita tidak mampu bersabar. Padahal, merekalah yang paling menderita saat-saat mereka mulai kehilangan memori indah bersama anak-anaknya. Kita boleh menyesal sangat dalam, jika ketika mereka menjadi seorang anak dewasa manis, tidak punya waktu untuk mendengar rengekan mereka.
videonya keren.
BalasHapusterkadang memang kita terlalu banyak meminta, dan ketika permintaan itu tidak bisa dipenuhi oleh ibu.. kadang rasa kecewa kita membuatnya sedih. mantap lah.
Yup! Jubilee Project bikinnya gak nanggung. TOP.
BalasHapus