Smiley

0
Manusia berjalan dengan lidahnya, entah itu berarti makna literal maupun sekedar ungkapan. Menariknya, seringkali jejak - jejak perjalanan Sang Lidah begitu melekat di dalam hati. Memunculkan kerinduan yang unik, dan lain dari biasanya. Aku bisa sebutkan banyak hal tentang silat lidah yang menapak jejak ini. Di dekat sebuah hotel tua yang ditinggalkan resepsionisnya, daerah Lancang Kuning, Batam. Sebuah kedai kecil saja, jika dibanding ukuran hotel tentunya, lidahku selalu rindu. Satu kuisin yang belum pernah kucoba untuk menemukan di tempat lain, dinamai telur bungkus. Bukan menu kanibal, karena di dalamnya tidak ada bayi Bima Werkudara. Telur dadar itu membungkus olahan daging dan entah apalagi yang tidak pernah ada tandingannya bagi lidahku. Maklum, Aku bukan Bapak Maknyus, yang ahli masakan. Yang jelas nikmatnya luar biasa, tanpa keraguan. Apalagi jika kemudian dihajar lagi dengan kocokan teh tarik yang luar biasa segar. Dijamin lupa dengan lelah sisa lembur semalam.



Masih ada lagi, di daerah Sungai Jodoh, sebuah kedai Sari Laut dengan judul Jagad Surabaya. Entah kenapa selalu kembali ke sini hanya untuk menghabiskan sepiring udang asam manisnya. Bau Nanas, mungkin. Atau apetit lain yang membuat lidah bingung, terkaget - kaget, Nasi Telur Biriyani di kedai Martabak Har. Yang harus menggali telur dibalik nasi penuh rempah. Serasa baru makan nasi saja. Ataukah harus berjalan lagi, menyusuri bagian 'agak' remang - remang di dekat Planet Holiday. Apalagi kalau bukan sup tulang yang bisa membuat mata melek, meskipun pulang lembur jam sepuluh malam. Itulah, lidah - lidah yang berjalan. Mempunyai kenangan tersendiri, yang selalu menyelipkan rindu pada Jodoh.

Sudut Jompo

Ah, lidah memang tak bertulang. Ketika dia mengatakan pulang, ternyata meninggalkan jejak yang belum dapat ditengok kembali, sampai kini. Itu sekedar di sekitaran Jodoh, bagaimana lagi dengan makanan aneh di kedai Banquet. Dengan diguyur saja, perut bisa kenyang. Dan cukup 5 dolar. Bon appetit!

19 Rajab 1436 H

0 Komentar:

Posting Komentar