Apalah arti sebuah nama, tentu ada makna. Nabi ﷺ dikenal sebagai Abul Qasim oleh sahabatnya, sebelum nama itu dilarang oleh Allah. Puluhan kapal pengangkut kontainer pun diizinkan berlayar karena memiliki nama, sering sangat indah. Dari sebuah nama kemudian akan menjadi pengingat terhadap empunya. Coba tebak nama Laudya Cynthia Bella, ingat? Atau Alyssa Soebandono, faham dengan perubahan pada mereka? Sebuah nama melekat dalam perjalanan hidup seseorang.
Saat Justin Beiber menyebut random city, marahlah siapa yang mendengar nama bangsanya direndahkan. Lupa dengan getaran di dada saat berada di panggung dan semua orang memanggil namanya? Ah, mungkin dari semua kita banyak yang tidak pernah merasakan. Berbeda dengan betapa gugup dan menegangkan saat seorang guru Matematika memanggil nama kita maju ke depan kelas, untuk mencari x. Serangan jantung kecil itu menempel pada nama kita di dalam kelas bahasa Inggris juga. Atau bahkan bagi seseorang, merasa punya penyakit jantung yang akan kambuh setiap namanya dipanggil guru.
Bagiku, setiap hari senin adalah mirip gugupnya dengan ketika nama kita dipanggil guru bimbingan konseling. Setiap upacara pengibaran bendera, begitu kemudian Aku tertunduk lesu. Karena semua mata akan memandang kepadaku. Setelah sebuah kutipan doa dibacakan, dan semua orang mulai memanggil namaku. Bukan Aku merasa, tetapi memang mereka selalu menambahkan kata - kata tertentu setelah berseru Aamiin. Apapun yang berasosiasi dengan diriku, seperti nama Bapak misalnya. Bayangkan, semua orang di sekolah seolah menatap ke arahmu. Seperti kriminal mungkin, yang hendak digantung. Minimal seminggu sekali.
Percayalah, itu berlangsung dalam tahun - tahun yang lama. Bukan hanya sebentar, dan baru sekarang Aku merasa bangga dengan nama itu. Mungkin, di tempat antah berantah di luar sana, ketika seorang teman sedang berdoa ingat kepadaku. Dan kemudian ikut juga Aku didoakan. Ketika Emak sedang berdoa, mendoakan bukan Aku misalnya, akan segera ingat begitu mengucapkan Aamiin. Dan saat Bapak bangun di sepertiga malam, karena nama itu Aku jadi merasa bahwa namaku yang sering diingatnya. Sebagaimana beliau lebih senang memanggil nama itu daripada nama kecil lainnya.
Kita tidak pernah memilih nama tersebut, namun hati kita bergerak melekat. Walaupun dalam dunia maya kita memakai nama-nama alay yang tidak dapat dicari artinya di google. Atau kita sedang membuat brand dengan nama pena kita seperti #Beemoslem. Mikail Ghaniya adalah nama yang sangat bagus dalam pilihanku. Mendekat kepada malaikat pengatur rezeki, agar terbias sifat satisfaction. Kaya di dalam hati, puas dalam semua takdir. Versi rusianya juga ada, Майкл Богач. Inggris, juga ada Michael Rich. Apalagi dalam bahasa jawa, Mikail Sugih.
Tetap saja, nama pemberian orang tua yang akan menggemakan dalam dada. Orang-orang terdekat yang setiap saat berdoa. Teman-teman masa lalu yang mungkin terlintas "sedang apa?" Nikmatnya mendapat panggilan dari hati. Seteguh doa-doa yang dipanjatkan sungguh, oleh seorang Ibu tua. "Hablii min as Shalihiin." Dan kemudian Aamiin.
18 Syawal 1436 H
0 Komentar:
Posting Komentar