Nasi putih masih anget, dicampur dengan parutan kelapa dan garam. Aroma santan terbakar, dalam 4 gulung nasi kepal. Dan berangkat menuju sekolah melewati kebon kelapa yang tampak seram di saat gelap. Bernyanyi kecil...
Sudah biasa, berangkat sekolah sendirian. Sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak yang cuma 3 bulan, aku sudah terbiasa berangkat sekolah tanpa diantar. Yah, lumayan kan bisa mampir kesana kemari tanpa diatur. Masih ingat, dulu dipunggungku selalu menemani tas kotak warna hijau tentara. Mirip tas orang jepang. Riang, berangkat menuju Roudhotul 'atfhal (TK, red). Dan telat juga, karena terlalu lama mampir di pinggir jalan. Mengamati anak SD yang sedang membeli mainan.
Mandiri, seperti pagi itu. Bapak menyanjung keberanianku, merayu agar aku cepat mandi dan berganti baju. Pagi sedang dingin, tidak ada air hangat. Yah, menggigil. Tetapi tidak bergerak meraih baju. "Brrrr...," hanya diam memainkan kedua bibir sampai akhirnya Bapak memaksakan baju kecilku untuk dipakai. Lama, mengancingkan. Salah posisi.
"Ayo, cepat. Nanti Bapak buatkan nasi kepal," rayu Bapak seperti menendang aku untuk segera turun dari dipan dan pergi ke dapur. "Mana, Mak?" tanyaku demi melihat belum ada nasi di bakul di atas meja.
Gondok, aku mencari-cari mainan yang bisa terbakar. Melihat bungkus plastik berserakan karena belum disapu, aku segera melilitkannya pada sebatang kayu bakar. Terbakar, dan efek plastik terbakar yang jatuh seperti roket menahanku di depan tungku. Menghalangi Emak yang akan menculik nasi, untuk sarapan.
"Sudah, ayo ke depan sana. Itu Bapakmu sudah selesai memarut kelapa," ujar Emak sembari menyerahkan sepiring nasi yang masih mengeluarkan asap. Aku kegirangan, hampir terpeleset di depan pintu.
Tas sudah siap dengan buku-bukunya, aku segera memakai sepatu. Dan, siaplah nasi kepal itu. Dua kepal nasi telah habis masuk. Pagi itu, menyenangkan. Nasi putih anget, dicampur parutan kelapa dan garam. Aroma santan terbakar, dalam 4 gulung nasi kepal. Dan berangkat menuju sekolah melewati kebon kelapa yang tampak seram di saat gelap. Bernyanyi kecil...
Tangan kanan masih memegang satu kepalan lagi.
Nasi putih masih anget, dicampur dengan parutan kelapa dan garam. Aroma santan terbakar, dalam 4 gulung nasi kepal. Dan berangkat menuju sekolah melewati kebon kelapa yang tampak seram di saat gelap. Bernyanyi kecil...