Masalah memang tidak selalu datang dengan sapaan. Seperti yang dialami The Dragon dalam animasi berikut. Bekas permen karet yang dibuang sembarangan bisa demikian membuatnya tersiksa. Kasihan, jangan buang sampah sembarangan, ya. Bisa jadi di luar sana sampah kita menyulitkan banyak anime-al seperti The Dragon. Hehehe ...
Tetapi memang tidak selalu masalah itu masalah (seperti pegadaian saja, ya). Buktinya The Dragon jadi tahu bahwa dia bisa terbang karena terjebak sisa permen karet. Tetapi rupanya sifat manusia yang suka bangga diri menular lewat permen karet itu kepadanya. Hingga tidak sadar di belakangnya sebuah batu yang sedang menyamar sebagai batu (Ah!) dapat mendatangkan celaka. Untung dapat menghindar di detik-detik akhir (hmmm ... sudah celaka masih untung).
Meskipun kemudian sisa permen karet itu yang menang di akhir cerita. Salahnya juga, terlalu mudah bangga diri. Tidak woles aja. Kalem dan ngelus dada, tobat. Karena terhindar dari celaka juga tidak semata hasil kerjanya. Ada yang punya andil dalam semua penyelamatan di atas muka bumi.Ya, ambil hikmahnya saja dari cerita The Dragon ini. Setidaknya dia masih bisa mendengkur juga.
Kita memang kadang sering memilih drama, woles aja lah seharusnya. Apalagi yang sudah kelamaan jomblo, disapa sedikit saja sudah baper. Seperti Si BOB yang gembul ini, yang iseng mengerjai jones. Sedikit faham juga, sih. Mengapa jones tetangga BOB itu begitu semangat, mungkin karena terlalu lama sendiri. Terlalu asyik dengan dunia kecil, bagai di sangkar emas. Biar indah tapi terasa hampa (ah, drama juga ini).
Lihat saja tingkahnya di animasi berikut, daratan, benua, kota di seluruh dunia pun dilibas demi mengikuti pujaan hati (Si BOB memang kejam). Keras juga perjuangannya, sampai terharu. Sampai merasa punya mood booster baru untuk menyemangati diri mendapatkan kamu (lah ... ). Alhamdulillah, pemilik usaha keras dan perasaan piaraannya. Jadi dipindahkanlah ke sangkarnya, agar menjadi kawan hidup. Sebelum BOB dengan kejam merusak suasana yang mulai indah, happy ending maunya. Tanpa dosa dia menusuk hati pejuang cinta kita itu dengan berkata, "Hi, I am Bob."
Duh, suaranya lebih garang lagi. Rasanya tidak berdosa kalau kita timpuk Si Bob ramai-ramai. Kasihan lah tetangganya itu, betapa rapuh hatinya. Ya, memang kita ini harus kalem. Mungkin kita harus menamakan hal itu kepada diri kita. Agar tidak bernasib sama dengan teman serumah BOB yang baru itu. Padahal, kan juga belum tentu yang cantik itu perempuan. Harus dibuktikan dulu, lah!
Nasehat untuk woles itu juga kiranya harus menjadi pegangan hidup. Sebagai manusia yang memang sering terjebak untuk mencari kesenangan. Simak saja kelakuan kakek-kakek yang iseng berikut. Yang kehilangan balerina cakep penghibur hati. Padahal sudah susah payah untuk menaklukkan hati Sang Balerina (ternya balerina tidak harus kurus, loh). Ketika sedang asyik berkomentar dan tertawa, ditinggal pergi dalam senyap. Hahaha ... Kadang, hidup itu harus dinikmati dengan bersikap biasa saja. Tidak terlalu muram atau terlalu gembira.
0 Komentar:
Posting Komentar