Sedang hits di jagad maya social media bernama facebook yang seperti ilustrasi berikut, ya. Kawan-kawan kita yang entah kita kenal di mana itu, sangat kreatif mendoakan kita melalui grafis ilustratif. Dengan sekilas saja pembaca akan bergidik, dan spontan melakukan apa yang tersirat dalam ilustrasi, untuk gambar berikut. Ngeri, lah. Siapa yang tidak takut dengan visualisasi neraka seperti ini. Wajar jika langsung menuliskan Aamiin di dalam kotak komentar. Takut, Bro! Meski bau transaksional sangat terasa.
Ada banyak lagi jenis kreasi unik yang seperti di atas, dengan perintah yang berbeda-beda. Ada yang menganjurkan untuk like, komentar dengan kalimat-kalimat tertentu. Misalnya kalimat takbir, tahmid, atau kalimat tasbih. Dan kalimat itu harus ditulis di dalam kotak komentar, dengan alasan pelit sekali jika mengabaikan. Bahkan, ada juga yang dengan tegas mengatakan celaan bagi orang yang mengabaikan atau sekedar mengintip tanpa berbuat apa-apa. Maka jadilah gambar-gambar tersebut sebagai kalimat hipnotif terhadap kawan yang kena share.
Penulis jadi teringat dengan kisah seorang arab badui yang dinukil oleh Ustadz Syafiq Basalamah. Dapat juga ditelusuri hadits yang mengisahkan orang tersebut dalam sunan Ahmad no. 10129. Rasulullah ﷺ bahkan tertawa ketika mendengar doanya, yang secara tersirat menyindir para sahabat yang mencoba menghardik dan berencana akan menghajarnya. Padahal, wajar saja jika badui tersebut dihajar ramai-ramai, karena telah mengencingi Masjid. Badui tersebut berdoa, "Ya Allah ampunilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau ampuni seorang pun bersama kami berdua."
Dengan kelembutan Rasulullah ﷺ melarang badui tersebut untuk berdoa dengan cara seperti itu. Meski hal itu dapat kita fahami dari sisi pribadi badui yang baru saja kagum dengan akhlak Nabi ﷺ. Badui yang dalam wataknya kasar dan sekenanya dalam berperilaku. Sebagai bentuk asli karakter mereka di alam, tidak peduli dengan aturan-aturan yang tidak dapat mereka fahami atau tidak mereka sukai. Hanya dalam satu kejadian, Rasul ﷺ dapat mengajarkan dua akhlak mulia kepada badui tersebut. Tanpa membuat hatinya terluka.
Kembali kepada gambar kreatif pesbuker sebelumnya, begitulah Nabi ﷺ mengajarkan kepada badui yang tidak lebih beradab dari kita di jaman kebebasan HAM ini. Dalam berdoa dan berharap kebaikan, kita tidak boleh menafikan orang lain karena alasan pribadi yang mungkin saja kita anggap wajar. Seperti badui tersebut yang menganggap para sahabat yang tegas terhadap pelanggaran sebagai orang yang harus dijauhkan dari rahmat Allah. Ah, tetapi kita kan jauh lebih berbudaya dari badui arab nomaden tersebut. Benar, maka tidaklah usah kita membatasi doa kita hanya kepada orang yang menyumbangkan like, comment, di bawah gambar.
jadi intinya kita tdk boleh memprcayai yg demikian?
BalasHapus