Awal malam, dalam sebuah mimpi
Kecemasanku tumbuh subur
Disirami udara dingin oleh baling-baling mutakhir
Meski tidak dingin benar, mungkin telah kering lemak itu
Terbentuklah kekalutan dalam acak
Tanpa sebab, waktu, dan mulanya
Hanya gelap dan terang yang tiada terasa
Didalamnya banyak pelarian-pelarian
Yang Aku lakukan karena kejaran
Bayangan agresi rasa-rasanya
Hitungan jam yang menjelma sesiangan
Atau semalaman
Atau keduanya hingga benar-benar lama
Bayangan yang kerap terhembus dalam dada itu
Dengan kongsinya menyerang
Bahkan di malam-malam awal
Hingga terkaget dengan angka penunjuk waktu
Kusangka telah pagi, dan benar lama
Tenanglah jiwaku
Ada Allah yang denganNya kita akan bersua
Seperti malam-malam lain yang telah lalu
Biarlah Para Penghembus itu berkelojotan di dalam dada
Kita tidak akan berhenti meninju
Ditemani Malaikat yang menempelkan mulutnya
Dengan segenap rindu, yang penuh
Tentu jika Allah berkenan sahaja
0 Komentar:
Posting Komentar