Jika kita masih takluk dengan pemikiran tersebut, mungkin kita perlu belajar untuk menjadi kaya terlebih dahulu. Apakah kekayaan itu? Belum ada jawaban pasti, menurut Saya. Karena apa yang sering kita dengar adalah indeks kelayakan hidup. Tetapi belum tentu dengan angka yang sama, manusia akan sama-sama bahagia. Bahkan tidak jarang, kita menemukan kebahagiaan di tengah-tengah rumah sempit di bantaran sungai. Rumit memang.
zeronol.com |
Ini juga yang pernah kita alami, kalau lagi tipis dompet. Mudah sekali keluar uang lima ribu, dan kemudian kita berdoa, "lima ribu kali tujuh ratus." Kepada Allah berharap berkali lipat balasan, sukur-sukur berupa uang juga. Memang mudah mengeluarkan uang seratus ribu, saat kita sedang tidak ada duit. Saat nilai uang itu bisa jadi 30% dari uang yang kita punya. Maka Saya menyimpulkan, jadi miskin itu mudah. Mudah sekali beramal, tanpa hitung-hitung. Jadi tidak benar ketika kita berpikir miskin itu musibah. Meski kita masih sangat mudah takluk dengan pemikiran ini.
Nah, untuk mengingatkan kita bahwa miskin itu mudah. Jauh lebih mudah saat kita kaya. Coba saja kita berandai sedang diberikan ujian uang 2 milyar. Rasanya, akan sangat sulit untuk menyumbangkan 1 milyarnya untuk orang lain. Paling bagus dalam hitungan puluhan juta, cakep sudah. Padahal, saat kita miskin kita sanggup bersedekah 30% bahkan 50%, ya. Namun saat kekayaan datang berupa uang, tiba-tiba yang bertambah adalah kebutuhan kita. Masih mending kita mampu mengeluarkan 2.5% dari uang yang banyak itu. Hehehe ... tidak mudah menjadi kaya, ya.
0 Komentar:
Posting Komentar