kisahhikmah.com |
Dalam pergerakan menuju jihad perang uhud, terdapat juga dua golongan anshar terpengaruh oleh sikap munafikun. Abdullah ibn Haram, yang kemudian syahid, berusaha mengajak mereka kembali dalam barisan. Seperti yang telah diisyaratkan dalam QS 3 : 167 oleh Allah ﷻ, bahwa apa yang Banu Haristah dan Banu Salamah katakan adalah dusta. Mereka memilih mundur dari peperangan karena hati mereka condong kepada sifat nifaq, malas untuk berjihad. Memang golongan ini tidak sesuai dengan tulisan Morey, karena mereka mundur sebelum peperangan juga. Saya membahasnya untuk memberikan list golongan yang desertif dalam perang uhud.
Hanya 700 orang yang berangkat menuju peperangan, demikian menurut Safiur Rahman. Dan benar seperti apa yang ditulis oleh Morey, sepasukan pemanah yang ada di sisi Uhud meninggalkan medan tempur. Bersegera kepada harta jarahan yang demikian menggoda. Setelah fase pertama dalam pertempuran panji-panji pada hari bersejarah itu dimenangkan oleh kaum Muslimin. Dalam fase tersebut, sejarawan merekam keberanian tentara Islam. Yang mengudarakan slogan, "I seek death! (hal. 259 par. 3 The Sealed Nectar)" Juga rekaman indah syair perjanjian yang dikumandangkan oleh Abu Dujana, pemegang pedang pemberian Nabi ﷺ. Keberanian yang menghasilkan kemenangan, hingga kemudian ujian dari Allah ﷻ melenakan para pemanah.
Mereka turun dan meninggalkan pos peperangan untuk mengumpulkan harta rampasan perang. Peringatan Abdullah ibn Jubair atas perintah Nabi ﷺ tidak mereka indahkan, mereka mabuk kemenangan. Inilah golongan yang meninggalkan perang setalah dua kabilah anshar yang berlepas diri dari berperang. Sayang, mereka meninggalkan tugas justru karena banyaknya harta rampasan. Tidak seperti apa yang telah disampaikan oleh Morey, bahwa ada sebagian pengikut Muhammad (ﷺ) yang meniggalkan beliau karena merasa tertipu. Atas janji kemenangan dan besarnya harta rampasan perang dari Rasul ﷺ.
Baiklah kita lanjutkan skenario sejarah, untuk menemukan siapa yang dimaksud oleh Morey. Khalid ibn Walid, jenderal perang jenius itu tidak menyiakan kesempatan. Dengan pasukan berkudanya segera menyerang muslimin dari sisi pos yang ditinggalkan para pemanah. Berbalik menyerang dari arah belakang tentara muslim yang lupa diri. Pasukan Musyrik Mekah yang bergerak kabur juga turut berbalik arah demi mendengar dan melihat 'Umra bint 'Alqama menegakkan panji perang mereka. Segera saja kaum muslimin terperangkap di tengah-tengah dua pasukan musyrikin. Banyak dari muslimin kabur dari medan perang menyelamatkan jiwa mereka.
Keadaan ini kemudian juga diperparah oleh adanya rumor yang didesuskan oleh musuh, bahwa Muhammad ﷺ telah terbunuh. Seruan Nabi ﷺ kepada muslimin tidak cukup jauh menjangkau mereka, hingga hanya sedikit saja yang kembali dan berbaur dengan musyirikin. Menimbulkan kebingungan di medan pertempuran, hingga beberapa muslim terbunuh oleh kalangan mereka sendiri. Salah satunya adalah Al Yaman, ayah dari Hudhaifah ibn Yaman, meskipun dia telah berusaha berteriak untuk mencegahnya. Dalam fase inilah ada lagi sebagian muslim yang meninggalkan perang uhud. Meskipun sekali lagi tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh Morey.
Tujuh puluh orang dari kaum muslimin syahid dalam peperangan tersebut. Berita pedih segera menjalar bahkan sampai ke Madinah. Pasukan desersif turut menorehkan luka lain ketika kaum muslim kembali ke Madinah, seperti telah diberitakan dalam QS 3 : 168, "الَّذِينَ قَالُواْ لإِخْوَنِهِمْ وَقَعَدُواْ لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا". Morey mengaku tidak faham dengan sikap musyrikin yang kemudian menyudahi peperangan dan kembali ke kota Mekah. Dan membiarkan kaum Muslim yang telah terjepit di tengah medan perang itu dapat kembali. Saya sendiri menduga, bahwa kaum musyirikin telah cukup puas dengan berita kematian Muhammad ﷺ yang berhembus dalam peperangan.
Dugaan saya ini terkait dengan peristiwa persiapan kaum musyrikin menuju Mekah. Abu sufyan, pemimpin kaum musyrikin dalam peperangan ini, kembali ke arah Uhud dan memanggil-memanggil Muhammad ﷺ dan Abu Quhafah (Abu Bakr Radhiyallahu 'anhu) di antara kaum muslimin yang bertahan di sana. Meskipun kemudian dia sempat bertemu 'Umar radhiyallahu 'anhu yang dengan tegas mengatakan Nabi ﷺ tidak terbunuh. Abu Sufyan hanya mengisyaratkan pertempuran selanjutnya untuk memutuskan pemenang dalam perang uhud ini di Badr, satu tahun kemudian.
Bahkan, Nabi ﷺ sendiri meminta sukarelawan (kemudian terkumpul 70 orang, diantaranya Abu Bakr dan Zubayr ibn Awwam) untuk menghadang pasukan musyrikin yang mulai berpikir untuk balik menyerang Madinah (sampai di daerah Hamra' al Asad, 8 mil dari Madinah). Berbeda sekali dengan pernyataan Morey, bahwa kaum muslimin telah benar-benar kalah dalam perang uhud. Bisa dikatakan tidak ada kemenangan murni dalam pihak musyrikin. Ada berita dalam Quran tentang sukarelawan tersebut di atas dalam misinya mengawasi kaum musyrikin. Dalam tafsir ibn Katsir QS 3 : 172 - 173 terdapat riwayat dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha tentang keberanian mereka untuk terus memburu pasukan musyrikin.
الَّذِينَ اسْتَجَابُواْ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِن بَعْدِ مَآ أَصَـبَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُواْ مِنْهُمْ وَاتَّقَوْاْ أَجْرٌ عَظِيمٌ
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَـناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Sampai (pada fase) kaum musyrikin berketetapan hati dengan perjanjian yang diucapkan Abu Sufyan, tidak ada bukti yang menunjukkan kaum muslimin meninggalkan Nabi ﷺ karena merasa tertipu. Oleh janji kemenangan bagi yang berangkat berperang dalam medan uhud. Lebih karena sifat nifaq dan sikap lupa daratan setelah melihat harta rampasan perang yang ada di depan mata. Sungguh pun penilaian saya berdasarkan sirah dari kalangan sejarawan muslim. Karena secara ilmiah, mereka lebih terpercaya dan terpelihara sanadnya. Sebagai sikap logis scientific, yang tidak dimiliki oleh budaya ilimiah barat. Dalam islam, kejujuran pun direkam untuk melengkapi studi ilmiah.
0 Komentar:
Posting Komentar