Smiley

3:15:00 PM
0
Psikologi, katanya, adalah pertalian antara ψυχή dan λογία sehingga pada awal pekembangannya masih didominasi oleh pemikir Yunani (Aristoteles). Anima, atau soul, atau jiwa dari kehidupan. Pada masa itu masih dianggap sebagai pengetahuan untuk kekuatan hidup. Hingga kemudian pada puncaknya pernah dikuasai oleh konsep pemikiran behaviourism. Meninggalkan sama sekali entitas yang tidak dapat diketahui oleh alat-alat pengindra. Para ilmuwan tersesat dalam jalan yang acuh terhadap kejiwaan itu sendiri.

Dr. Aisha Utz telah dengan tegas mengatakan bahwa kecendurungan riset dalam psikologi sekuler pada akhirnya memberikan bukti kebenaran Islam. Dari kenyataan bahwa penelitian selalu diusahakan untuk melibatkan pondasi-pondasi religius. Manusia, dalam perspektif Islam sendiri terdiri dari 4 sisi esensial. Sisi spiritual, yang bersumber dari Allah, ruh. Dan tiga sisi lain yang juga menyangga keberadaan manusia; psikologis, emosi, dan sosial.

Tersesat secara Psikologis
psychoshare.com

Meskipun kejayaan teori behavorime telah runtuh, Dr. Utz masih mengklaim studi psikologi yang dianggap modern dari dunia barat tetap berada pada wilayah ini. Dengan beberapa bukti penelitian ilmiah yang didasarkan dengan metode empiris semata. Mempelajari aspek pengalaman perilaku manusia dan pengalaman kehidupan, dalam kaitannya dengan faktor budaya dan sosial. Psikologi sendiri dapat disebut sebagai science, setelah Wilhm Wundt mendirikan laboratorium pertama di sebuah universitas di Jerman.

Meskipun Sigmun Freud pernah mengguncang kemapanan ilmu psikologi dengan teori psikoanalisis, perkembangan psikologi terus berkembang dengan mengacu pada pengamatan perilaku manusia. Karena pada dasarnya teori ini menganggap manusia sebagai makhluk spritiual yang tidak religius. Meninggalkan peran besar wahyu, dan berbalik mempengaruhi konsep-konsep agama sebagai sesuatu yang menjauhkan manusia dari dunianya. Freud bahkan telah banyak mempengaruhi para sastrawan dalam menciptakan tokoh fiksi mereka, yang menggambarkan ketakutan manusia berada di dunia. Sehingga manusia cenderung mencari jalan kesendirian seperti dalam rahim Ibunya.

Dr. Utz mengajukan keyakinannya atas bentuk asli manusia sesuai gambaran wahyu (Quran dan Hadits). Yang dengan tuntunan penciptaNya, manusia akan dapat menemukan sumber energi utama kebahagiaan. Spiritualitas, ruh adalah entitas inti dari manusia. Pemenuhan kebutuhan untuk mendekat kepada sumber ruh tidak akan pernah hilang dari diri manusia. Psikologi sekuler, dengan kontras, meninggalkan itu semua untuk fokus pada perilaku manusia sebagai human body. Yang terus menerus membutuhkan nutrisi untuk menjaga keseimbangan tubuh.

Sehingga hampir dapat dipastikan manusia akan berada dalam pengaruh besar hipotalamus. Bergerak sesuai informasi yang datang dari pusat kendali tubuh. Dr. Utz menambahkan, bahwa sebagai human being kita mempunyai kemampuan untuk memilih atau mengendalikan beberapa elemen ''kemanusiaan.'' Tetapi Allah tidak dapat dibandingkan dengan keterbatasan tersebut. Manusia, dalam prinsipnya bekerja dengan pilihan-pilihan. Namun hasil akhir dari pilihan tersebut, tidak ada keharusan sesuai dengan hukum alam. Atau harapan manusia dari pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasainya.

Manusia akan selalu berada dalam tarikan jiwanya untuk menemukan jawaban tentang, "who we are." Dalam asistensi mereka kepada para psikolog, tidak banyak yang menyadari kesesatan pendekatan solusi masalah kejiwaan mereka. Psikolog secara dominan bekerja dengan meninggalkan aspek ruh, karena ruh tidak dapat diraba dengan metode scientific. Inilah yang sering disebut dalam Quran, "mereka menganggap baik perbuatan buruk mereka." Karena menjauh dari Satu sumber haqiqi yang Esa, Allah .

Sumber: Psychology from the Islamic Perspective

0 Komentar:

Posting Komentar