Smiley

10:15:00 AM
0
Kita sadar apa yang kita miliki saat semuanya lepas dari tangan kita. Ungkapan seperti ini masih tetap valid hingga sekarang. Bahkan ada lagi ungkapan yang lebih sadis, semua hal di dunia ini ibarat pasir di atas genggaman tangan. Jika kita biarkan telapak tangan kita telungkup, akan tetap ada di sana. Tetapi jika kita berusaha menggenggamnya erat, pasir itu akan segera hilang meloloskan diri dari celah-celah jari tangan. Anda pernah merasakan terlalu banyak aktifitas? Dan kemudian secara tiba-tiba Anda jadwalkan seminggu liburan.

Dua hari pertama mungkin Anda akan berusaha mematikan semua alat komunikasi agar tidak terganggu. Yah, sekedar posting liburan masih bolehlah. Dan ketika mendekati hari keempat, mungkin Anda sudah mulai merasakan rindu dengan aktifitas kerja. Mulai berharap ada panggilan dari kantor sekedar tanya status kerjaan. Atau paling tidak mendapatkan update dari tim kerja dalam suatu proyek yang kita andil di dalamnya. Ketika berbicara tentang work-life balance orang memang akan berpikir untuk gunting aktifitas tertentu. Dari rutinitas yang sudah mulai menguasai ritme hidup.
Work or Life
linkedin.com
Dari about.com tentang how to achieve better work life balance, disebutkan tiga langkah utama yang harus ada dalam usaha kita memperbaiki siklus tersebut. Sehingga kita dapat mengubah porsi tertentu dari kerja dan hidup secara keseluruhan. Menentukan prioritas, meskipun dalam banyak hal tidak mudah dilakukan. Seperti dalam lingkungan industri manufaktur misalnya. Seolah semua pekerjaan anda tidak boleh dinomor-duakan. Terutama jika ada customer di depan Anda yang menanti hasil kerja.

Maka, keberhasilan Anda untuk menjadi orang yang fleksibel adalah penting. Banyak hal yang tidak terduga dalam hidup, dan menjadi sumber stress yang berlebihan. Boleh dikatakan, banyak tanggung jawab banyak energi. Tetapi sedikit tanggung jawab akan mudah menjatuhkan arti hidup kita dalam sebuah lingkungan kerja. Ilustrasi dalam video ini mungkin akan membawa kesadaran Anda, tentang perilaku overtaking tersebut. Memiliki peran memang baik, tapi ...



Multitasking, tergantung bagaimana hal itu dilakukan, terbukti dapat menyederhanakan pekerjaan. Tidak semua hal harus ditangani dengan pola ini. Ada banyak hal yang tidak mungkin dilakukan, seperti misalnya review hasil kerja sebuah line manufaturing. Fokus yang sangat besar dibutuhkan dalam hal ini. Boleh jadi kita menikmati pola multitasking pada pekerjaan ringan yang membuat kita bertemu banyak orang. akan menggembirakan jika dalam melakukan hal ini kita seolah sedang bermain peran, semacam outbond challenge.

Dari hasil baik dalam menentukan skala prioritas, perlu dilatih, kita mungkin secara tidak sadar dapat memilah pekerjaan yang ternyata membutuhkan fokus besar. Namun, pekerjaan tidak masuk dalam skala prioritas. Disinilah baiknya kita untuk melakukan delegasi pekerjaan. Dalam beberapa situasi, mendelegasikan pekerjaan dapat mengembalikan kehormatan kepada seseorang di sekitar Anda. Dan setelah itu, Anda bisa mendapatkan beberapa jam yang luang untuk kegiatan positif yang meningkatkan kualitas hidup. Seperti membaca, atau mungkin ngobrol dengan rekan kerja untuk meningkatkan hubungan yang harmonis dalam tim.

Dengan keahlian yang mumpuni dalam menentukan skala prioritas, Anda akan lebih mudah dalam menyederhanakan kegiatan Anda. Langkah kedua untuk mendapatkan keseimbangan dalam menikmati work-life matters. Pada dasarnya, rutinitas kadang diperlukan. Namun bukan berarti kita harus kaku dalam menegakkan tuntutan kepada diri sendiri. Kecuali, untuk kegiatan yang memang telah disepakati dalam tim atau berhubungan dengan orang lain atau divisi lain.

Dua hal yang disebutkan di atas, skala prioritas dan jadwal kegiatan, telah cukup lama dibicarakan dalam menangani masalah kesehatan kerja. Karena memang kehidupan selalu memberikan kejutan yang menarik. Dari sanalah timbul eustress, yang memompa adrenalin dan menantang kita untuk terus maju dan berkembang. Namun tidak jarang kita menemukan acute stress yang menekan kita, untuk segera diatasi. Dan segera kembali ke dalam keseimbangan. Respon yang baik dalam kejutan-kejutan kecil ini lebih bermanfaat daripada sekedar meninggalkannnya di rak meja kerja.

Benar, kumpulan stress yang tidak segera ditangani akan menikung kita dari belakang. Tiba-tiba telah menggunung membentuk chronic stress. Untuk mengatasinya, akan dibutuhkan banyak atensi, energi, dan mungkin biaya. Begitulah kehidupan dalam siklus work-life kita. Pada dasarnya, kita tidak benar-benar merdeka untuk memilih salah satu. Maka pilihan yang bijak adalah memberikan porsi seimbang dalam keduanya. Stress akan selalu ada, dan kadang itulah yang membuat hidup kita lebih hidup. Jadi, jangan berasumsi untuk gunting-gunting aktifitas, ya.

0 Komentar:

Posting Komentar