Smiley

7:07:00 AM
0
Lalat Kecil yang Hina
kaskus.co.id
Fly, entah mengapa disebut demikian di inggris sana dulunya. Di keramaian jaman kini, nama itu mempunyai makna yang lain juga. Dari makna kata yang sudah familiar sejak dulu kala. Lalat, mengapa dinamakan lalat? Tidak diketahui, kecuali ada sebuah fabel tentang lalat besar piaraan Sang Raja. Yang tidak pernah makan atau minum kecuali yang bersih dan sehat. Terhormat.

Tetapi malang, lalat yang patuh itu tidak kuasa menahan lapar dalam suatu perjalanan tugas menuju kerajaan. Tidak ada penduduk yang peduli kepadanya, hingga ia mengemis kepada kerbau. Meski hanya seteguk air dari kubangan penuh lumpur. Apa lacur, Raja yang mengetahui lalat berkubang dalam lumpur tidak sudi menerima lalat.

Lalat yang terusir, kini pun mengecil. Mungkin hanya Raja Semut yang boleh menumpang terbang di punggungnya. Tidak lagi para raja dari bangsa manusia. Dan karena tidak mampu menahan diri dari lapar dan haus, kini ia makan apapun dengan hinggap tanpa permisi. Entah itu kotor, atau sepiring lontong sayur yang lezat dan segar. Kita sebagai manusia, karena pernah mengabaikan lalat, harus berjuang untuk menghalau para lalat. Kisah unik rekaan manusia ini kiranya bersambung dengan apa yang direkam dalam Quran. Bahwa, ia memang hina. Tetapi apa yang telah direnggut olehnya, manusia sepertinya tidak sanggup untuk mengambil kembali.

وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئاً لاَّ يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ 
Dalam surat Al Hajj, ayat ke 73 menganalogikan Lalat kecil yang hina sebagai bantahan kepada musyrikin.
Allah  memberikan garansi bahwa apa yang mereka sembah tidak sanggup menciptakan makhluk apapun, bahkan sehina seekor lalat. Hingga ditambahkan pula dalam firman Allah  seandainya lalat hinggap kepada para berhala, debu yang menempel pada kaki lalat juga tidak bisa diklaim oleh Sang Berhala. Imam Ahmad, seperti dikutip oleh Ibn Katsir dalam tafsir ayat tersebut di atas, meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. Dalam sebuah hadits hudsi yang kembali memberikan jaminan 100 persen terhadap penciptaan.

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ خَلَقَ (خَلْقًا) كَخَلْقِي، فَلْيَخْلُقُوا مِثْلَ خَلْقِي ذَرَّةً أَوْ ذُبَابَةً أَوْ حَبَّة
Atau dalam shahihain yang diriwayatkan dari 'Umarah, bersambung dari jalur Abu Hurairah, yang juga menguatkan hadits yang tersebut di atas. Bahwa, tidak juga lalat atau sebiji benih kecil. Mungkin semacam benih gandum, atau yang jauh lebih kecil dari itu layaknya biji sawi. Dapat juga dipelajari dari ilustrasi dalam video berikut, tentang apa yang disebut ''The God'' dalam angan-angan syirik. Justru, dalam kealpaannya, seekor laba-laba yang membangun sarang di sana lebih mampu menangkap Sang Lalat. Menaklukkannya, dan mungkin juga dengan lalat-lalat yang lain. Sementara Sang Berhala tumbang dan kalah.

0 Komentar:

Posting Komentar