Smiley

6:30:00 PM
0
Saat dulu, masa remaja, tidak mudah memahami mengapa cinta tak harus bersama. Bahkan seandainya seluruh dunia menentang, tidak harus mereka menang. Tetapi cinta yang akan diharapkan berjaya. Tidak heran lah jika masa muda itu identik dengan cinta tak butuh restu. Yang penting kita yang rasa, katanya. Meskipun ternyata akhir-akhir ini hal itu tidak berlaku hanya pada remaja.

Sekarang, ketika lelaki dan lelaki saling mencintai, dunia tidak boleh campur tangan. Hak untuk mencintai adalah prinsip yang dijunjung tinggi oleh hukum internasional. Barangkali begitu, tepatnya. Jika dahulu sekali, restu yang tidak turun karena perbedaan suku biasa menjadi kisah-kisah novel. Berbeda dengan sekarang, masalah keyakinan pun tidak akan menjadi kisah menarik lagi.

Cinta Tak Harus Bersama
newsfranceonline.tk


Kini memang sudah tidak jaman yang seperti itu, karena kesadaran untuk kembali kepada agama ada yang tumbuh. Di sisi dan gaya hidup tertentu di kalangan muda. Apalagi untuk ditulis dalam kisah novel romansa. Tren sekarang adalah bagaimana agama harus memberi restu pada pernikahan yang lebih manusiawi untuk dua sosok yang sama. Identik dalam jenis kelamin, dan atau lebih dari itu.

Kalau pun dalam agama sendiri ada kisah-kisah kehancuran masa lalu, boleh jadi itu hanya dongeng. Demikian kita mulai beralasan. Sudah ada pernikahan dengan bantal, atau dengan binatang piaraan. Mengapa tidak dengan manusia yang masih satu jenis itu, benar-benar secara harfiah. Saya tidak mau berdebat dalam kemungkinan itu menjadi wajar. Anggap saja itu akan sama dengan kisah cinta Frank dan Nancy dalam video berikut.

Frank begitu mempesona, begitu pun Nancy yang selalu mengirim getaran aneh kepada Frank. Kalau ada yang mengatakan mereka bukan pasangan serasi, mungkin mereka sedang lupa sejarah. Sudah menjadi hak Frank untuk mencintai Nancy, atau sebaliknya. Seperti para pendahulu mereka, yang ini memang hanya untuk kasus mereka. Bukan terjadi pada pasangan sejenis yang memang adoptif dalam keturunan. Sayang, "cinta tak harus bersama" mungkin menjadi pertimbangan paling bijak. Meskipun nasib Frank sedikit lebih baik, dari kambing-kambing kurban yang menikmati hubungan sejenis sebelum kemudian disembelih.

  

0 Komentar:

Posting Komentar