Smiley

9:30:00 PM
0
Tidak terasa telah masuk malam kedua puluh tiga Ramadhan, Ust. Abdul Azis mengingatkan agar kita bersyukur. Bersyukur dan berharap amalan kita selama Ramadhan diterima oleh Allah. Kita seharusnya mulai evaluasi apakah sudah ada perubahan baik yang melekat pada pribadi kita. Apakah Ramadhan sudah membawa perubahan baik? Atau jangan-jangan, kita kembali terjebak oleh ritual atau seremoni. Sebagaimana diharapkan dalam Ramadhan, ada pesan moral yang sangat dalam, sebagai bulan penggugur dosa.

Shiyam Kita
www.riau.kemenag.go.id
Perintah dan peringatan dalam surah kedua ayat 183 mengisyaratkan bagaimana seharusnya kita memberi makna kepada puasa kita. Perintah shiyam ditujukan kepada orang yang beriman, indikasi harus melekat keimanan dalam melaksanakan shiyam. Apakah ada yang puasa tanpa iman? Ada, yaitu orang yang ikut berpuasa karena ingin sehat, diet, dll. Beliau mengingatkan bahaya syirik dalam ritual yang semacam ini.

Manusia memang pada dasarnya adalah fujur, rendah. Hingga masa diturunkannya pedoman dari Allah. Dalam masa kita adalah Quran, agar kita menjadi taqwa. Ayat tersebut juga menyandarkan sifat taqwa sebagai harapan hasil dari ibadah shiyam. Yang jika diamalka dengan benar ada jaminan taqwa. Tetapi juga sangat mungkin bahwa yang terjadi adalah sebaliknya.

Kita memang tidak pernah tahu jika tahun ini adalah shiyam kita yang terakhir. Dan kita selalu berharap agar dapat dipertemukan dengan Ramadhan di tahun yang akan datang. Apalagi di saat-saat akhir Ramadhan, kita selalu merasa kurang dengan hasil yang dicapai. Itulah harapan yang dikaruniakan oleh Allah, sehingga kita selalu berusaha untuk memperbaiki kekurangan. Karena memang tidak ada yang lebih baik dari kemuliaan di mata Allah. Ibadah shiyam adalah ibadah rahasia, yang diharapkan kita menjadi senang untuk mendekat kepada Allah. Semoga, Allah menganugerahkan furqan dalam hati kita. Aamiin. Allahu a'lam.


0 Komentar:

Posting Komentar