إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Dalam sebuah kajian subuh, yang diawali dengan ucapan syukur atas nikmat Allah. Anugerah iman, sehingga kita dapat melaksanakan Shiyam, Qiyam, I'tikaf, dan Subuh secara berjamaah. Dalam menafsiri ayat tersebut di atas, Ibn Katsir menyampaikan kepada kita pengajaran dari penghulu ahli tafsir, sahabat Ibn Abbas RA.
Ibn `Abbas said, "The one among His servants who knows about Ar-Rahman, is the one who does not associate anything in worship with Him; the one who accepts as lawful that which He has permitted and accepts as unlawful that which He has prohibited. He obeys His commands and is certain that he will meet Him and be brought to account for his deeds. Sa`id bin Jubayr said, "Fear is what stands between you and disobeying Allah, may He be glorified.''
Dengan ilmu terbentang jalan menuju makrifat. Namun, Allah tidak melepaskan ujian bagi siapa yang berusaha mencapai ma'rifatullah. Ada beberapa tanda seorang berilmu, ulama' dalam takutnya kepada Allah. Semakin takut kepada Allah, begitulah ilmu itu melekat padanya. Ulama' tidak menyekutukan Allah, menghadirkan tandingan-tandingan untuk Allah. Kemudian mereka berhukum kepada hukum Allah, tidak menghalalkan yang haram dan sebaliknya. Sebagaimana banyak yang mempunyai ilmu dalam hukum justru menghadirkan sesuatu yang tampak logis, untuk menukar hukum. Misalnya, orang-orang yang tertekan oleh kepentingan-kepentingannya, mengesampingkan ilmu yang telah diberikan oleh Allah.
muslim.or.id |
Yang ketiga dari tanda ulama' adalah orang yang yakin dengan pertemuan. Yakin dengan hisab dari Allah SWT. Sehingga berhati-hati terhadap nikmat Allah. Fasilitas Ramadhan misalnya, nikmat untuk menyempurnakan iman, akan dimintai pertanggung jawaban. Apakah kita isi dengan taqarrub kepada Allah, dengan jalan i'tikaf, memperbanyak dekat dengan Quran. Apakah kita senantiasa menjaga diri selama shiyam, hati dan pikiran dari hal yang merusak iman. Karena telah mengetahui kebenaran yaumul hisab dan pertemuan dengan Allah, maka ulama dengan Qurannya menjadi makrifat kepada Allah. Sementara ilmuwan senantiasa ragu kepada Quran.
Kemudian seorang ulama' ditandai juga dengan menjaga wasiat Allah. Senantiasa bersiap dengan panggilan Allah, ber'azzam kuat karena mengetahui hak Allah dalam kematian. Memperbanyak ikhtiar dalam majelis ilmu, majelis taat. Ikhtiar dalam husnul khatimah, sampai jelas kematian.
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ
طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ
الدُّنْيَا
طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ
الدُّنْيَا
Ya Allah, curahkanlah kepada kepada kami rasa takut kepada-Mu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu, dan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami kepada SurgaMu, dan curahkanlah rasa yakin yang dapat meringankan berbagai musibah di dunia.HR. Tirmidzi no. 3502. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan
0 Komentar:
Posting Komentar