“Kalau semakin naik gue minta tambahan 10 juta. Sedangkan kalau di bagian dada semakin turun bisa sampai 40 juta, itu ada di surat kontrak gue,” katanya (jupe) serius sambil menunjuk paha dan dadanya. www.forumbebas.com
Bagi seseorang yang dilahirkan tanpa kelebihan ''cantik'' tentu mudah untuk berjilbab. Karena memang tidak ada yang pantas untuk dipamerkan. Tetapi, tentu bagi seorang jupe anugerah terindah dalam rupa menjadi aset. Yang bahkan dapat menghasilkan pundi-pundi uang jika dipamerkan, semakin diumbar di depan kamera. Tentu levelnya menjadi beda, dalam hal sabar menjalankan perintah Allah.
Benarkah demikian? Mudah saja untuk mengiyakan sebenarnya, meski juga termasuk perkara sulit. Karena akan ada banyak standard penelitian yang harus digunakan. Kalau Anda pergi ke kampung, banyak juga perempuan yang sudah sepuh yang tidak pernah memakai baju yang tertutup. Mencari angin yang semilir, "sudah tua siapa yang mau, Nak!" Mungkin itu sepatah kata yang akan kita dapat jika kita bertanya.
Bahkan jika kita perhatikan tren saat ini, banyak perempuan yang justru sangat cantik dan berhijab. Tidak ada yang meminta mereka untuk menutup hijab. Justru mereka berlomba-lomba mempercantik hijab yang menutupi aurat mereka. Tendensi terhadap anugerah cantik-buruk rupa ternyata bukan segalanya terhadap hidayah untuk berhijab.
Tetapi, ada baiknya kita tengok kisah yang diriwayatkan oleh sahabat Ibn Abbas RA. Tentang seorang perempuan berkulit hitam yang hina menurut pandangan manusia. Karena selain tidak cantik, sesuai pandangan umum, juga menderita sakit ayan. Penyakit yang bukan turunan, namun telah lama dianggap menjijikkan dalam masyarakat Indonesia. Sahabat Ibn Abbas RA mengisyaratkan perempuan hitam tersebut justeru seorang penghuni surga kepada Atha' ibn Rabah.
Alkisah, seorang perempuan datang kepada Nabi ﷺ memintakan do'a agar disembuhkan dari penyakitnya. Dia bertutur, setiap penyakit itu kambuh akan tersingkap auratnya. Dalam pandangan kita, tentu tidaklah menarik memandang aurat seorang perempuan hitam yang sudah berumur juga. Namun, dalam imannya dia merasa malu dengan kabar dari orang-orang yang melihatnya terbuka aurat. Ketika dia tidak sadar oleh ayan.
Nabi ﷺ memberikan pilihan kepada perempuan tersebut, jika dia bersabar niscaya ada jaminan surga dari Allah. Dan Nabi ﷺ juga tetap berkenan meminta kesembuhan untuknya, sebagai jaminan dari Allah. Do'a yang pasti akan dikabulkan oleh Allah, sehingga dia akan dibebaskan dari ayan. "Ashbiru," perempuan itu berkata kepada Nabi ﷺ bahwa dia akan bersabar dengan penyakitnya. Dan sebagai ganti, dia meminta kepada Nabi ﷺ agar jika datang waktu sakitnya diselamatkan auratnya.
Jika seseorang dipaksa untuk membuka aurat, sudah ada jaminan dari Nabi ﷺ untuk ampunan. Karena pena tidak akan mencatatnya sebagai amal buruk atau dosa. Dan perempuan berkulit hitam tersebut juga dalam kondisi yang tidak dia inginkan. Namun, dia tetap meminta kepada Nabi ﷺ agar diselamatkan auratnya. Meskipun tidak ada yang tertarik memandangnya, bahkan mungkin justru eneg jika tidak sengaja melihat. Itulah hidayah Allah, yang Dia sangat tahu kepada siapa akan dilimpahkan. Dia Maha Tahu kepada hambaNya yang mengusahakan hidayah. Allahu a'lam.
0 Komentar:
Posting Komentar