Seorang mukmin, menurut Ust. Syahredi, sudah sewajarnya menyibukkan diri untuk beramal. Dalam rangka takwanya kepada Allah, yang dapat mengutus izrail kapan pun. Sehingga ketika izrail datang tiba-tiba, telah siap memulai perjalanan kekal. Kebiasaan orang beriman juga, ketika bangun tidur di pagi hari, beranggapan hari ini adalah hari terakhir hidup di dunia. Berusaha untuk memperbaiki diri, tidak ada garansi kehidupan di esok hari. Bahkan nanti yang sebentar lagi.
Manusia sering sibuk dengan dunia, persiapan masa depan yang tidak pasti. Karena dalam rahasia dan genggaman Allah. Namun, kepada akhirat yang sudah pasti, lengah. Sehingga akan menyesal ketika nyawa dicerabut oleh malaikat maut. Manusia merintih kepada Tuhannya.
حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ - لَعَلِّى أَعْمَلُ صَـلِحاً فِيمَا تَرَكْتُ
Padahal jika pun manusia dikembalikan ke dunia, akan mengulang jua. Sehingga tegas Allah mengancamkan بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Apa yang sering kita banggakan saat mudik ke kampung, anak-cucu, harta, semua tidak berguna saat nyawa sampai pada kerongkongan.
فَيَقُولُ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِى إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّـلِحِينَ
Manusia berdoa kepada Rabbnya, berjanji akan membenarkan! Namun, telah jelas tidak akan diakhirkan ajal bila tiba waktunya. Tidak memberikan manfaat kelebihan yang dimiliki manusia itu. Sungguh, berapapun ayat Allah yang telah sampai kepada manusia, nafsu selalu membisikkan keinginan untuk hidup selamanya. Allahu a'lam.
0 Komentar:
Posting Komentar