Salah satu perasaan paling menguji bagi anak adam adalah 'diabaikan', dan ketika kita berada dalam gelap. Seperti yang dikabarkan oleh Allah ﷻ dalam surah Thaa haa, "O my Lord! Why have you raised me up blind, while I had sight (before)." Dalam ayat ke 125 tersebut Allah ﷻ memutar suara-suara dari pemuda dunia yang dibangkitkan dalam keadaan buta. Mereka pernah melihat dunia dengan terang, namun di tempat yang sangat asing justru tiba-tiba semua gelap. Terabaikan oleh Allah ﷻ pemilik segala cahaya.
رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِى أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيراً
قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَـتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى
Pemuda yang saya ceritakan di awal adalah seorang yang hobi bermain bola, ketika masih remaja. Dan kemudian sesuatu merenggut penglihatannya dengan izin Allah ﷻ. Hingga kini ia cukup tergantung dengan sebuah tongkat kecil untuk mengukur jarak perjalanannya. Alhamdulillah, di rumah-rumah Allah ﷻ dia tidak pernah merasa sendiri. Pernah juga saya merasa penasaran, dengan disiplin yang dijaganya itu. Kecuali ketika kemudian saya mendapatinya kesulitan menemukan barisan shaf, karena masbuk.
Allah ﷻ Yang Maha Baik, sungguh merahmati pemuda tersebut. Dengan membuatnya selalu merasa perlu untuk datang lebih dahulu dalam setiap waktu shalat. Agar tidak mengganggu jamaah lain. Tapi dalam keadaan yang baik itu, saya masih merasa takut jika Allah ﷻ mengambil semua cahaya dunia. Mungkin pembaca juga merasa begitu. Membayangkan bangun dari tidur dalam keadaan gelap saja kadang membuat kita tergopoh-gopoh. Kebingungan. Apalagi gelap permanen karena tuna netra.
arumanblog.com |
Beberapa dari mereka yang bernasib sama bahkan mencari perhatian dari para penumpang kereta. Dengan kaca mata hitam yang besar, dan sebuah alat musik ditenteng. Lalu mulai bernyanyi dengan harapan mendengar bunyi receh bersuara. Allah ﷻ memuliakan pemuda yang pernah melihat dunia tersebut dengan suara adzan. Menuntun orang-orang yang buta hatinya untuk menuju cahaya. Cahaya kemenangan yang sering diabaikan saat banyak nikmat singgah ke rumah kita.
0 Komentar:
Posting Komentar