Adil terhadap Allah ﷻ artinya hanya ber-ilah kepadaNya semata. Adil dalam perkara manusia menuntut kita untuk memberikan hak-hak manusia sesuai dengan ketentuan Allah ﷻ. Adil kepada istri dan anak, tentu saja dalam hal hak materiil dan kebutuhan hidupnya. Adil dalam perkataan berarti kita selalu berkata dengan kejujuran. Dan adil dalam iman, hanya percaya dan memihak kepada kebenaran.
liputanislam.com |
Cukup memadai menurut saya, dalam pengelompokan kategori tersebut di atas. Dan yang paling menarik dari penjelasan dalam sub bab kecil ini adalah kisah tentang Umar radhiyallahu 'anhu. Bagaimana beliau dengan sangat baik melaksanakan sunnah Rasul ﷺ dalam memimpin umat. Hingga kawan maupun lawan memberikan respek yang besar. Tak heran jika Michael H. Hart menempatkan beliau pada urutan ke 50 dalam buku 100 orang paling berpengaruh. Di antara para pemimpin dunia, yang diawali oleh Nabi ﷺ dalam urutan paling atas.
Alkisah pada masa perselisihan negara Islam saat itu dengan kerajaan romawi, seorang utusan mencari Umar radhiyallahu 'anhu. Dengan mengatakan, "dimana rajamu?" kepada para penduduk Madinah yang ia temui. Masyarakat yang merasa tidak memiliki seorang raja pun mengabarkan bahwa Umar radhiyallahu 'anhu sedang berada di pinggiran kota Madinah. Hal yang mungkin tidak pernah terduga pada masa itu, apalagi pada era Jokowi sekarang ini. Seorang pemimpin negara tidak berada di dalam istananya.
Tetapi ada yang lebih mengherankan lagi bagi utusan Caesar tersebut, ketika dijumpainya Umar radhiyallahu 'anhu sedang tidur dengan nyenyak. Beralaskan pasir dengan bantal tongkat kecil yang biasa beliau bawa. Sepertinya paspampres sedang tidak bersama beliau, sehingga Sang Utusan pun berdecak kagum. "Ya Umar, engkau telah bersikap adil maka engkau bisa tidur. Sementara raja kami seorang tiran, hingga dia tetap terjaga sepanjang malam dalam ketakutan." Tidak bisa tidak, dalam hati itulah yang dikatakan Sang Utusan.
0 Komentar:
Posting Komentar