Kita, entah berapa kali terganggu oleh bisikan setan tentang hari kebangkitan. Ikrimah radhiyallahu 'anhu mengisahkan mayat yang terurai sedemikian rupa itu kepada Aban radhiyallahu 'anhu. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud oleh Allah ﷻ dalam surah az Zumar, ayat ke 68, "ثم نفخ فيه اخرى فاذا هم قيام ينظرون." Ketika hari kebangkitan telah datang bersama tiupan terompet malaikat Israfil. Menyelisihi apa yang selalu disangsikan oleh pengingkar hari akhir. Dalam banyak ayat yang jelas maknanya, sebagai bukti Allah maklum dengan keraguan manusia.
Doa Nabi Ibrahim 'alaihissalam pun telah diabadikan oleh Allah ﷻ sehingga kita mendapat hikmah yang besar. Barangkali, hanya beliau dan 'Uzair 'alaihissalam yang telah dekat kepada Allah ﷻ, beroleh kesempatan. Karena keistimewaan yang diberikan Allah ﷻ, kepada hambaNya yang terpilih (hak Allah ﷻ). Sedang bagi kita, menjadi ujian keimanan yang amat berat. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, telah menyimpan hikmah itu dari Nabi ﷺ untuk kita. Ketika beliau ﷺ bersabda, "nahnu ahaqqu bi asysyakki min Ibrahiimi 'alaihissalam." Menggambarkan bagaimana kita mendapat amanah yang berat dalam keimanan.
segiempat.com |
رَبِّ أَرِنِى كَيْفَ تُحْىِ الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن قَالَ بَلَى وَلَـكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِى
Allah ﷻ pun berjawab tentang keraguan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, "apakah kamu tidak beriman?" Betapa tegas bantahan Allah ﷻ tentang kuasaNya, yang mudah membangkitkan yang mati dan telah berserak itu. Kembali utuh pada hari kebangkitan yang tidak ada keraguan akan masanya nanti. Allah ﷻ kemudian memberikan perintahNya, untuk menyembelih empat ekor burung. Demikian hingga daging-daging itu juga berserak, sementara Nabi Ibrahim 'alaihissalam memegang kepala masing-masing burung di tangan.Allah ﷻ benar-benar memperlihatkan bagaimana campuran bagian tubuh burung itu kembali utuh. Sesuai dengan keadaan sewaktu hidup, hingga setiap burung terbagi dalam kepala-tubuh yang lengkap. Nabi Ibrahim 'alaihissalam kemudian memberikan kepala yang berbeda, namun ditolak oleh tubuh-tubuh tanpa kepala itu. Karena Allah ﷻ telah memerintahkan burung-burung untuk kembali pada apa adanya semula. Tidak juga bulu, atau yang lebih kecil dan ringan dari itu, sesuai awalnya.
Dalam meringankan beban Nabi Ibrahim 'alaihissalam atas bisikan setan tersebut, Allah ﷻ juga mengajarkan kepada kita hikmah. Nabi ﷺ juga tiada sama dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Sebagaimana yang terjadi pada kita, sesuai apa yang direncanakan Allah ﷻ untuk hambaNya. Contohlah bagaimana Allah ﷻ memanggil Nabi ﷺ untuk menghadap di sidhratul muntaha, dalam penugasan ibadah shalat. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, kepada siapa amanah diberikan dengan tepat. Jika yang telah menjadi debu Allah ﷻ merasa mudah, apalagi tulang rusuk yang bentuknya indah, ya.
Ah, kalau masalah tulang rusuk memang pelik juga, meski bagi mukmin yang telah melewati ujian hari berbangkit. Kesendirian, kadang menguatkan bisikan setan. "Mungkin dengan pacaran lebih cepat, ya." Jika yang ini lolos, ada juga bisikan yang lebih halus. Hubungan tanpa status sepertinya aman, teman tapi mesra. Yang penting masih saling mengingatkan apa yang dilarang oleh Allah ﷻ. Memang itulah tabiat bisikan setan, tidak mengapa dengan yang sangat halus. Asal terus menerus menjadi besar, kemudian kita lupa. Duh ...
0 Komentar:
Posting Komentar