Smiley

6:00:00 AM
0
Ust. Burnadi dalam suatu subuh pernah berkisah, tentang dua sahabat mulia yang berselisih. Hudzaifah ibn Yaman RA yang terkenal cerdas menemui Khalifah Umar RA dalam sebuah majelis. Beliau mengatakan, dalam bahasa yang lebih sederhana, "Wahai amirul mukminin, Aku adalah seorang yang mencintai fitnah, seorang yang lari dari rahmat Allah, melakukan shalat tanpa wudhu, seorang yang memiliki sesuatu yang tidak dimiliki Allah, dan seorang mengingkari kebenaran."

Canda Serius
www.indahislam.com
Demi mendengar perkataan tersebut, sahabat Umar RA segera mencabut pedang akan menetak leher Hudzaifah RA. Sehingga ramailah majelis, menjadikan sahabat Ali RA juga datang dalam riuh perselisihan. Kemudian sahabat Ali RA bertanya kepada amirul mukminin, "ada apa ini?" Diterangkanlah ucapan dan perkataan yang rupanya bernada gurau itu kepada sahabat Ali RA.

Sahabat Ali RA, kemudian menerangkan duduk perkara dalam perkataan sahabat Hudzaifah RA yang juga digelari sebagai pemegang rahasia Rasul SAW. Bahwa, "benar apa yang dikatakannya."

Yang dimaksud dengan mencintai fitnah adalah, istri dan anak, yang disebutkan dalam Quran Al Karim demikian. Sesuai dengan keadaan sahabat Hudzaifah RA yang dikenal banyak anak. Lari dari rahmat Allah, adalah keadaan kita yang sering meneduh ketika hujan turun. Karena takut basah kuyup. Benar jika dikatakan kita lari dari Rahmat Allah, hujan sebagai rahmat yang diturunkan oleh Allah.

Shalat tanpa wudhu adalah penisbatan sahabat hudzaifah RA bahwa untuk bershalawat kepada Nabi SAW memang tidak harus dalam keadaan suci dari hadats. Sehingga harus mengambil wudhu. Sahabat hudzaifah RA mengatakan beliau memiliki sesuatu yang tidak dimiliki Allah, adalah orang tua dan anak. Yang tegas diwahyukan dalam surah Al Ikhlas. Dan beliau sahabat hudzaifah RA selalu mengingkari kebenaran dari Allah berupa kematian. Karena selalu merasa takut mati.

Bagaimana jika tidak datang sahabat Ali RA? Bahaya senda gurau ini sering dikaitkan dengan ilmu mantik oleh orang-orang liberal. Ilmu ngeles yang menjadi bagian dari ucapan mereka secara umum. Perselisihan menjadi sesuatu yang ingin diperoleh dari gurauan menyakitkan. Baik secara akidah, maupun syariat yang memang umum dijumpai tafsir yang berbeda. Sayang sekali, mereka mengaku Islam, namun jauh lebih berani menggunakan ilmu mantik itu untuk menyerang muslimin. Tetapi memang begitulah tabiat mereka, menjadikan firman Allah sebagai olok-olok. Jika sahabat hudzaifah RA berolok tentang dirinya, mereka ringan berolok tentang Allah. Allahu a'lam.

0 Komentar:

Posting Komentar