Smiley

11:00:00 AM
0
Rumah yang indah dengan gemericik air dari sebuah taman kecil di petak kecil di halaman belakang, tidak lagi menyejukkan mata. Jika suara menenangkan tersebut tidak pernah diganggu oleh suara tangis bayi mungil. Keturunan sendiri yang lahir dan besar di rumah idaman tersebut. Sehingga tidak jarang keluarga kaya yang menempatinya sampai ke halaman seorang pakar pengobatan alternatif. Apakah Orang Pintar dapat memberi keturunan? Ataukah sebenarnya yang dilakukan tersebut hanyalah pelarian dari asa yang putus.

Mbah Slamet, demikian biasa dipanggil, mengatakan, "Dia datang meminta bantuan Saya karena tidak mempunyai anak, kemudian Saya pijit." Tetapi pengakuan tersebut tercatat setelah Mbah Slamet tertangkap polisi karena laporan dalam kasus pencabulan. Mungkin pembaca pernah ratusan kali membaca curahan hati korban dukun, walaupun mungkin beda kasus. Seperti misalnya yang pernah membuat gempar netizen, sosok Haji Jaya dari Bekasi yang nyentrik. Meskipun hanya memanfaatkan ruang bengkel mobil, namun konon pasiennya dapat mencapai ribuan dalam sehari.

Beberapa dari Ahli Keturunan yang ada, sebenarnya hanya praktik refleksologi dari warisan leluhur, membuka jalan-jalan sakit dalam tubuh pasien. Dilengkapi dengan beberapa ramuan herbal, baik jenis instan, jamu, maupun resep yang harus diolah sendiri. Ada juga yang praktik thibun nabawi, dengan tuntunan sunnah melalui banyak khasiat alam warisan Nabi . Tentu para thabib tersebut akan bersandar kepada Allah Jalla wa 'Ala. Pasrah terhadap keberhasilan metode yang dilakukan.

Sayang, keikhlasan dan kesabaran dalam berikhtiar tidaklah semua sama rata. Banyak saudara kita yang kemudian terjerumus ke dalam praktek instan dengan bantuan Orang yang Lebih Pintar. Dari sekedar tukang pijit atau penjual jamu herbal. Karena sudah memuncak keletihan mereka mengikuti pengobatan atau anjuran yang lebih islami. Seperti misalnya sibuk mencari kain bergambar naga atas perintah seorang dukun sakti yang rumornya cespleng!

Beranak Pintar
sehatplus.com
Walaupun dalam derajad yang berbeda, Sarah bersikeras meminta Ibrahim 'alaihissalam untuk menikahi Hajar. Budak dari mesir yang mengikuti mereka sampai ketika menetap di Baitul Maqdis. Tidak ada referensi umur Nabi dan Sarah ketika kisah tersebut terjadi, sehingga kita tidak dapat mengetahui berapa tahun mereka merindukan keturunan. Ibrah yang dapat kita fahami dari kisah Ibrahim 'alaihissalam, bahwa Sarah sampai heran ketika datang Malaikat membawa kabar tentang Ishaq 'alaihissalam.

Kesabaran Ibrahim 'alaihissalam dan Sang Kekasih adalah buah dari kekokohan tauhid mereka. Ketika seluruh kaum di mana mereka berada musyrik, hanya mereka berdua dan Luth 'alaihissalam yang disinari kalimah tauhid. Boleh kita menebak, tidak ada seorang pun pasangan yang belum dikaruniai keturunan pada masa itu yang tidak berdukun untuk ikhtiarnya. Namun, cahaya Ilahi mengilhamkan Hajar yang dekat dalam keluarga Ibrahim 'alaihissalam sebagai solusi untuk beroleh putera. Dan dari buah kesabaran Ibrahim 'alaihissalam dan keluarganya, lahirlah dua orang Nabi.

Ibrahim 'alaihissalam yang sedari kanak-kanak telah ditunjukkan cahaya tauhid adalah teladan yang mulia. Yang dalam mendamba rizki yang mulia, buah hati, hanya bersandar kepada Allah Jalla wa 'Ala. Tidak peduli dengan uban yang telah mulai muncul oleh perjuangan dan penantian. Dengan berat hati Ibrahim 'alaihissalam menerima solusi dari Sang Kekasih, untuk menyuntig Hajar. Setelah Ibrahim 'alaihissalam juga dapat mengankap nur hidayah dalam diri Hajar. Seperti yang kita faham dari ibrah tawakalnya saat bersama Isma'il 'alaihissalam dihijrahkan ke padang suci makkah. Hanya berbekal sekantung air dan kurma, beserta kekuatan doa Khalilullah Ibrahim 'alaihissalam.

Jikalah kita merasa rendah dari keluarga Ibrahim 'alaihissalam, tidak juga dapat kita nafikan kisah orang-orang shaleh yang justru dikaruniai keturunan di usia sepuh. Setelah puluhan tahun menikah, Allah memberi karunia anak yang shaleh di masa tua. Sebagai pelipur lara yang menyejukkan pandangan, menanti ajal dengan bahagia yang bertambah-tambah. Bahkan tidak jarang, anak-anak yang didambakan sekian lama, menjadi ulama' dan atau umara'. Menjadi generasi yang luar biasa manfaatnya bagi Islam.

Kalimah tauhid juga yang mengokohkan Ibunda kita 'Aisyah radhiyallahu'anha hingga wafatnya Nabi ﷺ belum juga dianugerahi keturunan. Tidak bermaksud menyandarkan pembanding. Tetapi semakin seseorang memurnikan tauhid, akan dipermudah untuk melewati ujian yang mampu mengosongkan hati ini. Penulis teringat, dengan Ayahanda yang dua puluhan tahun mendamba buah hati. Hingga meninggalkan hampir seluruh hartanya, untuk menikah kembali agar beroleh keturunan. Dan istri pertama beliau yang kini masih sehat, mendapatkan balasan yang baik dari enam orang anak yang diasuhnya. Keponakan yang juga sempat diasuh oleh Bapak semasa hidupnya.


0 Komentar:

Posting Komentar