Smiley

8:30:00 PM
0
Malam kedelapan dalam kegiatan qiyamul lail di masjid Al Falah kita bertemu dengan Prof. Roem Rowi, MA. Beliau menyajikan sebuah statement, bahwa Nabi ﷺ dan Sahabat ra cenderung sangat sehat dalam masa hidup mereka. Kita tidak masyhur dengan kisah umat terbaik tersebut yang mirip dengan banyak penyakit komplikasi seperti keadaan kita sekarang. Padahal mereka lebih sering tidur kurang dari 5 jam dalam semalam. Mereka sangat sedikit untuk beristirahat, namun tidak nampak efek seperti yang kita ketahui dari teori kesehatan. Juga mereka adalah jamaah manusia yang sangat semangat dan kuat dalam berjihad.

Apakah rahasia dari kehidupan yang sangat berkah tersebut. Menarik sekali kajian dari beliau, yang juga termasuk tokoh yang ahli dalam ilmu quran. Beliau mengingatkan kita atas hadits yang kita ketahui dari Abdullah bin Mas'ud. Tentang Al Quran yang adalah hidangan Allah di bumi. 

“Sesungguhnya, Al-Quran adalah hidangan dari Allah, terimalah hidangan-Nya semampu kalian. Al-Quran adalah tali Allah. Cahaya yang terang dan obat penyembuh yang bermanfaat. Al-Quran perisai bagi yang berpegang teguh kepadanya dan penyelamat bagi yang mengikutinya. Ia tidak akan menyimpang sehingga perlu diminta kembali. Ia tidak akan bengkok yang menyebabkan ia perlu diluruskan. Al-Quran tidak akan pernah habis keajaiban-keajaibannya. Tidak akan pernah lenyap kemuliaan dan kelezatannya karena sering diulang. Bacalah Al-Quran, Allah akan memberi pahala kepadamu. Bacaan itu untuk setiap hurufnya sepuluh kebajikan. Saya tidak mengatakan kepada kalian bahwa ‘alif lam mim’ itu satu huruf, tetapi ‘alif’ satu huruf, ‘lam’ satu huruf, dan ‘mim’ satu huruf.” (HR Hakim). 
Menghidang Quran
www.history.mit.edu

Menurut beliau inilah rahasia dari Nabi ﷺ dan para sahabat. Generasi yang amat gemar berpuasa dan bangun malam. Anatsir jasmaniyah mereka menjadi nomor sekian dalam pemenuhan, seperti ungkapan yang kita banyak dengar. Bahwa para sahabat adalah jamaah yang tidak makan kecuali lapar, dan berhenti makan sebelum mereka kenyang. Badan mereka demikian terbiasa dalam efektif dan efisien kebutuhan nutrisi.

Hal ini berbeda dengan penyikapan mereka terhadap Al Quran. Mereka lebih bersemangat untuk memperbanyak mengkonsumsi Ruh yang diturunkan kepada Nabi ﷺ dibandingkan dengan makanan dan minuman. Karena Quran begitu dekat dengan ruh, dan manusia sendiri terdapat bagian dirinya yang berupa ruh dari Allah.

Salah satu media tadabbur Al Quran dalam hidup kita adalah Shalat. Lima waktu dalam sehari kita diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan rohani. Sesungguhnya perintah ini adalah demi kepentingan kita sendiri. Tapi dalam shalat hanyalah sedikit sekali kita mengkonsumsi Quran, hanya minimal yang kita butuhkan. Telah dicontohkan oleh generasi terbaik yang terdahulu, Shalat adalah sesuatu yang dirindukan. Rasulullah ﷺ pernah bertutur kepada Bilal, segeralah kumandangkan adzan. Ketika masuk waktu shalat, karena rindu dengan shalat yang telah ditunggu-tunggu sejak salam shalat yang terakhir.

Begitulah Nabi ﷺ memberi contoh dalam memandang Quran. Tidak pernah jauh siang dan malam dengan Quran. Hidangan Allah yang sesungguhnya, tentu kita yang amat menyenangi kuliner perlu memasukkannya ke dalam daftar yang layak untuk selalu dikunjungi. Tempat-tempat dimana Quran dikaji, bahkan sudah sewajarnya kita selalu membawa bekal Quran dari rumah. Allahu a'lam.

0 Komentar:

Posting Komentar