Hujan yang kurindu
Agustus yang tak tentu
Engkau kirim kabarmu
Dari aromamu
Tanah basah di pagi sendu
Kangen munajat itu
Kala engkau ramai meembasuh
Bumi yang telah peluh
Renta oleh waktu
Dia lah yang berseru
Tiada doa itu
Kecuali benar turun
Bersatubuh
Syahdu
Suaramu
Adalah rindu
Berucap syukur
Semoga lah Engkau datang
Menjadi pengkabaran
Sawahku kembali senang
Belahan jiwa, Sayang
kertaskaca.wordpress.com |
0 Komentar:
Posting Komentar