#Beemoslem undiksha.ac.id |
Lagi tengkurepan di atas kasur setinggi kira-kira 12 cm. Biasa, bujang lapuk yang terlalu banyak tidur siang, sekarang aku ndak isa tidur. Jangankan tidur-tidur ayam. Tidur-tidur ikan saja mataku ndak mood. Beginilah bahayanya jadi bujang. Kala ndak isa tidur begini kecerdasan otak tiba-tiba meningkat drastis. Demi mendefinisikan kata 'CANTIK' saja, aku harus buka note A4 bolak-balik. Haha, udah seperti mau ujian Mekanika Patahan. Terlalu banyak teori. Dari teori Griffin sampek postulat Habibie.
Byuh, cantik itu kan untuk perempuan atau gadis. Wah, ini teori anak kecil. Yang selalu berlogika Yes or No. Bencong ndak bakal masuk kriteria cantik. Wong bences itu laki-laki tulen koq. Kasat mata anak kecil begitu. Hitam atau putih. Tidak ada grey area. Wah, cantik itu Emakku. Iya, dong. Emak kan ndak pernah pake celana panjang. Meskipun sedang mencangkul pematang sawah, dalam rangka memperbaiki batas wilayah. Emak selalu berhasil menyulap dedaunan dari depan rumah menjadi masakan yang wangi. Emak cantik karena dia istri bapakku. Orang paling romantis di dunia.
Tapi cantik itu juga Si Shinta. Itu, teman waktu masih kelas 3 SD. Yang suka diintipin siswa bengal macam aku. Sekedar penasaran warna (maaf) celana bagian dalamnya. Dia cantik, emak aja bilang begitu. Cantik itu bu Endang, guru IPS. Lha biarpun rambutnya pendek, masih tetep menarik. Cara berjalan dan berbicara, ndak kalah sama pramugari. Pramugari yang kata orang selalu ada di dalam setiap kapal terbang. Yang bisa bikin heboh orang sekampung saat melintas. Weh, pengen ganti cita2 jadi pilot, nih..
Cantik itu Nanik, dengan mata bundarnya telah berhasil melakukan sabotase. Untuk menurunkan aku dari tahta nomor satu peringkat SMP 1 Mojo. Yang sukses menumbuhkan jerawat d atas pipi tirusku.
Cantik itu sih guru kerajinan tangan yang baru. Untuk kelas 2 SMPN 1 Mojo. Yang entah mengapa, ketika menunduk di depanku untuk mengajari cara menyulam, ada marching band di dadaku.
Ayu, itu ndak ngerti juga aku. Pokoknya dunia dia nomor satu. Yang membuat aku bisa bangun tahajud untuk memohon kenaikan pangkat. Menjadi nomor satu. Eh, ternyata jika di lihat dari samping dia biasa saja. Loh, pasti ini gara-gara kuliah Gambar Teknik. Semua harus jelas, dari enam titik dimensi. Harus lengkap dalam pandangan jauh atau gelap sekalipun.
Waduh, cantik kan harus cocok chemistry-dalam-hati. Makin rumit. Coba bagaimana cara menuangkannya di atas kertas kalkir A0. Apakah harus mengganti uang fotokopi ke Pak Pambudi? Untuk mendapatkan baceman jadi. Sehingga tinggal kita jiplak di atas meja kaca. Haduh, mana yang cantik? Artis? Referensinya segudang. Dan semua punya khas. Bingung lah. Memang subjektif, pake SPA (aka Sistem Proyeksi Aranganku). Mataku dong yang bisa merefleksikan rasa milikku sendiri.
Itu lagi masalahnya. Tiap titik punya standard toleransi berbeda. Bah, susah sinkron. Ya sudah. Cantik itu relatif. Asal masih ada dalam spec. yang disebutkan dalam drawing, OK lah.. Wong kita juga tinggal pake drawing saja.
Halah.... Ini ngelantur apa toh?! Error. Penting ISO certified.
Embuh, ndak jelas.
0 Komentar:
Posting Komentar