NurZahra |
Hai... Sebagai seorang manusia biasa, bukan wali (susah jadi wali, soalnya harus aneh), aku juga berharap menemukan bidadari di jalanan. Untuk di ajak pulang. Yah, minimal sama lah, seperti yang di depanku ini. Ayu, anteng misterius. Dengan senyum khas bibir tipis. Jeh, manalah mungkin ...! Awak macam ni, yang hanya mandi sekali dalam sehari. Jarang gosok gigi, tambahlah suka ngiler.
Sebagai orang awam, aku juga memimpikan melamar seorang smart girl. Karena indikasi penurunan gen cerdas diakui berasal dari seorang Ibu. Meski mustahil, tidaklah cocok dengan aku yang suka sok tahu. Menyimpulkan yang belum pasti dengan sok pinter. Tapi teteplah, sebagai anak kecil biasa. Aku bercita-cita menjadi pria beruntung yang mendampingi wanita single high quality. Meski mungkin sekali, tidak ada jalan untuk mungkin itu. Karena panitia take me out pasti me-reject CV-ku, sebagai seorang penjual kacang hijau.
Yo masih ngeyel aku ini, pengen merangkul bidadari mungil sebagai supermom, best partner di rumah. Dan nyatanya ndak bakal mungkin, meski semoga mungkin. Sedang aku lajang malas yang suka tidur seharian. Hemphff ... Eh, toh sudah pernah aku menjadi guru matematika termuda, 9 tahun. Wajar lah jika melayang sebuah kertas kumal ke arahku. Bertuliskan, "Hai, ajari aku, yah" (fiktif). Wajar jika aku berkeras punya calon Ibu yang 'baik' bebetnya. Yang akan melahirkan habibie baru.
Dagh, sudah pas sepertinya. Wong gigi gingsul ini telah menaikkan hargaku. Dan mata sendu tjokelat moeda, hadiah Allah ini bekerja dengan baik di hadapan perempuan. Adil jika seorang bidadari terpancing oleh misterinya. Bahkan sangat wajar jika seorang pemilik modal menjatuhkan pilihan padaku. Tertarik untuk mengutak-atik kreatifitas. Memanjakan tangan usilku.
Hadeh....... bingung sendiri. Sudahlah, jika lima waktu sudah genap (kapannnn??) pasti ada cahaya surga lewat depan rumah. Selama aku mampu menghormati jilbab perempuan (bersihkan dulu otakmu!!!!!), pasti ada wanita terhormat yang melempar sapu tangannya padaku. Wah wah wah, kalau ke penghulu sekarang, pasti cuma dapet yang 'XXXXX'. Ini pasti gara-gara Firman itu, 'LAKI-LAKI YANG BAIK, ADALAH UNTUK PEREMPUAN YANG BAIK'. Hahahaha, makane ta, le!!!!! Ndang tobat. Mumpung belum disumpah penghulu.
0 Komentar:
Posting Komentar