Smiley

12:44:00 AM
0

`
Ada sebuah ujaran, "untuk membuat seseorang mengingatmu, pinjamlah sesuatu darinya." Benar adanya dalam banyak hal. Alkisah, ada seorang kawan yang tetiba mendatangi meja kerja di waktu yang agak santai. Ceritanya, kawan Saya itu sedang belajar ilmu pinjam-meminjam untuk menjadi kaya. Maka dengan segera nominal yang tidak seberapa mengalir lewat notif elektronik, uang jaman sekarang memang begitu. Dan meski jumlahnya tidak seberapa, selalu saja teringat dengan Sang Kawan yang ajaib itu. Walaupun sudah sering berikrar untuk merelakan, sebagai sebuah amal jariyah.

Memang akan ada yang selalu membisikkan. Terutama makhluk dengan anasir trasnparan yang ghaib bagi kita. Syaitan, sebagai makhluk yang nyata maupun sifatnya. Tetapi pembaca tidaklah usah berpikir terlalu dalam. Sebaliknya malah asyik menyaksikan video yang saya tempel di atas. A film tentang siapa yang meninggalkan dan siapa yang ditinggalkan. Tentang seorang petugas penyeberang jalan yang selalu menangis ketika hujan turun. Ah, tidak seru kalau saya ungkap semuanya, dong. Selamat memaasuki pintu theater masing-masing.

---

Kita memang tidak pernah benar-benar kesepian kecuali setelah ada cinta di dalam dada. Setidaknya itu yang telah saya lihat pada sosok Bapak di masa tuanya. Bapak Saya, yang pernah saya ceritakan kisah uniknya dalam menghalau Ayam untuk masuk kandang di senja hari. Saya tidak pernah benar-benar tahu level heart broken beliau ketika Emak lebih dahulu lulus. Kecuali setelah saya merasa masih menjadi anak kecil ketika Bapak lebih memilih untuk menyusul Emak. Tidak percaya dengan kemampuanku untuk mencari uang, menyekolahkan Adik.

Tertinggal di belakang, jauh lebih menyakitkan bagi seseorang. Tepatnya kita sebagai manusia. Kalau hanya diputuskan oleh pacar, kalah jauhlah. Karena pasti ada sesuatu yang kita benci dari kepergian seorang pacar, atau suami/istri yang minta cerai. Tetapi tidak dengan caraNya meminjam sesuatu dari kita. Allah selalu meminjam ketika kita sedang cinta-cintanya dengan apa yang Dia ingin pinjam. Meskipun pada asalnya Allah yang lebih dahulu meminjakan semua itu kepada kita.

Allah pun meminjam sesuatu agar kita selalu ingat kepadaNya. Padahal kita yang lebih dahulu lupa kepada apa yang telah Allah berikan, sebagai pinjaman. Allah dengan bahasa yang lugas sudah pernah meminta untuk meminjamkan sesuatu yang baik. Agar Dia memberikan yang lebih baik, karena janjiNya pasti benar. Tetapi nikmat yang kita miliki rupanya memberikan bayangan yang buram dalam ingatan. Darimana asalnya, ya?!

Jika Dia ikut meminjam sesuatu, itu karena Allah sedang mengingatkan kita akan janjiNya. Bahwa pinjaman kita akan selalu menguntungkan. Tidak seperti pacar yang meminjam hati dan lupa mengembalikan, lah. Dan jika kita beruntung diberi pinjaman seorang pacar pun, adalah pilihan kita sendiri untuk mengambil sesuatu yang tidak disukaiNya. Pacar itu cuma pinjaman, loh. Pinjaman yang berbunga, menyebabkan hati kita berbunga-bunga sampai lupa bunga mana yang sebenarnya menguntungkan. Ah, riba kan haram. Meski sudah jamak di telinga kita. Seperti kata "pacar" dalam pelajaran sejarah.

Tahulah sekarang, ada beberapa jenis pinjaman yang dapat habis. Ambilah contoh waktu, yang adalah pinjaman consumable. Yang paling berharga dan tidak bisa diuangkan. Kecuali dalam bentuk jatah cuti yang diganti dengan uang, yang tidak seberapa. Tetapi kita terima juga karena cukup gurih, dari pahitnya permintaan cuti yang ditolak. Atau rencana liburan akhir tahun yang terhalang tanggung jawab. Ah, memang hanya Allah yang punya jaminan. Bahwa setiap pinjaman dari pinjaman yang kita pinjamkan, tidak pernah berakhir rugi. Tentu, selalu begitu!

Ikut Meminjam
liiurfm.com


0 Komentar:

Posting Komentar