Smiley

12:48:00 PM
0
Banyak yang mengenalnya, meski hanya sebatas pandangan mata dan tajamnya pendengaran. Ia termasuk pemuda yang sering berada di depanku, lebih dahulu dalam shaf. Kadang penasaran juga apa yang memotivasinya agar selalu berada dalam deretan shaf awal. Bahkan ia seperti mencontoh sahabat Ummi Maktum radhiyallhu 'anhu. Karena tidak jarang panggilan subuh terdengar melalui suaranya. Ketika sama-sama merasa gelap di pagi hari.

Salah satu perasaan paling menguji bagi anak adam adalah 'diabaikan', dan ketika kita berada dalam gelap. Seperti yang dikabarkan oleh Allah  dalam surah Thaa haa, "O my Lord! Why have you raised me up blind, while I had sight (before)." Dalam ayat ke 125 tersebut Allah ﷻ memutar suara-suara dari pemuda dunia yang dibangkitkan dalam keadaan buta. Mereka pernah melihat dunia dengan terang, namun di tempat yang sangat asing justru tiba-tiba semua gelap. Terabaikan oleh Allah  pemilik segala cahaya.

رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِى أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيراً
قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَـتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى

Pemuda yang saya ceritakan di awal adalah seorang yang hobi bermain bola, ketika masih remaja. Dan kemudian sesuatu merenggut penglihatannya dengan izin Allah . Hingga kini ia cukup tergantung dengan sebuah tongkat kecil untuk mengukur jarak perjalanannya. Alhamdulillah, di rumah-rumah Allah  dia tidak pernah merasa sendiri. Pernah juga saya merasa penasaran, dengan disiplin yang dijaganya itu. Kecuali ketika kemudian saya mendapatinya kesulitan menemukan barisan shaf, karena masbuk.

Allah  Yang Maha Baik, sungguh merahmati pemuda tersebut. Dengan membuatnya selalu merasa perlu untuk datang lebih dahulu dalam setiap waktu shalat. Agar tidak mengganggu jamaah lain. Tapi dalam keadaan yang baik itu, saya masih merasa takut jika Allah  mengambil semua cahaya dunia. Mungkin pembaca juga merasa begitu. Membayangkan bangun dari tidur dalam keadaan gelap saja kadang membuat kita tergopoh-gopoh. Kebingungan. Apalagi gelap permanen karena tuna netra.

Gelap Melihat Dunia
arumanblog.com
Dalam keadaan terang, kita mungkin akan mudah menguatkan dalam kata-kata motivasi. Kepada penyandang tuna netra untuk terus berjuang dalam menghadapi hidup. Tetapi mereka sendiri lah yang sebenarnya sangat teguh dan sabar. Dan beroleh pengharapan yang berlipat-lipat dari Allah  di hari akhir. Ketika balasan gelap itu adalah terangnya hidayah islam. Lebih terang dari gelapnya dasar samudera, yang menyembunyikan tangan dari penglihatan sendiri.

Anda mungkin dapat mengenali pemuda yang saya ceritakan di atas, dengan bekas sujud di wajahnya. Meski sering menjadi candaan ibu-ibu yang hobi ngerumpi. Sungguh, dia memang sering membuat iri orang-orang yang berpandangan normal. Dalam keteguhan yang tidak goyah, tidak banyak yang dapat dilakukan memang. Tetapi kita bahkan sudah sesak dada ketika diabaikan hanya dalam beberapa jam. Misalnya oleh seseorang yang kita anggap CINTA. Lalu Allah ﷻ memberikan simulasi pengabaian itu melalui kebutaan di dunia. Dan tetap pemuda yang langkahnya terdengar dari jauh tersebut berjalan ke rumah Allah .

Beberapa dari mereka yang bernasib sama bahkan mencari perhatian dari para penumpang kereta. Dengan kaca mata hitam yang besar, dan sebuah alat musik ditenteng. Lalu mulai bernyanyi dengan harapan mendengar bunyi receh bersuara. Allah ﷻ memuliakan pemuda yang pernah melihat dunia tersebut dengan suara adzan. Menuntun orang-orang yang buta hatinya untuk menuju cahaya. Cahaya kemenangan yang sering diabaikan saat banyak nikmat singgah ke rumah kita.

0 Komentar:

Posting Komentar