#Beemoslem
Aku tidak bersua setiap pagi
Mereka lebih mungkin melihatku
Mungkin selalu juga
Ringkih langkahnya, ketika Aku tut wuri
Imbangkan langkah dan nafas, saling beradu
Seperti itu, aku juga nanti
Biar tanpa jaminan, Aku
Melangkah ke tempat yang sama
Sebelum mentari menonjolkan sinarnya, sepagi ini
Sandal-sandal mereka menghadap keluar
Rapi, seperti murid mengaji yang diawasi
Akan nyata bekas masa muda mereka
Ketika tingkah spontan anak-anak menggoda
Dengan tinggi melengking, meniru
Marahlah dan bersungutlah
Kaku meningkahi
Keras kehendak
Karena memang semakin tua, lupa
Terhadap Sang Kawan juga meniru
Di pintu surau sandal mereka rapi
Menghadap keluar
Siapa menjamin, kakiku akan tergerak kesana
Seperti mereka, pemilik uban dan nafas teradu
Siapa beri garansi, pembelian perdagangan ini
Mungkin aku hanya akan membeli malas
Atau sibuk menghitung uang
Tidak terdaftar menjadi tamu
Sungguh, membuat iri
Perjalanan mereka telah sampai
Sungguh, membuat hasad
Perlombaan mereka tinggal
Sungguh, membuat malu
Aku jauh dari yang tertuju
Mereka menyinari fajar
Sedang aku disinari mentari untuk bangun, kadang
Mereka tidak peduli lagi
Sedang Aku mudah lepas dari halaqah, oleh gundah sedikit
Mereka acuh, sedang Aku masih butuh
Pelampiasan kemarahan atas apa yang luput
Aku pantas iri, hasad, dengki, atau mana saja
Aku masih jauh, mereka dekat
Atau aku yang luput dari dekat, sedang diri masih pongah
Fajar banyak terlewat, dalam masa muda
Kemana aku harus memilih jalan?
Pertanyaan yang sudah terjawab namun mudah menguap
Mengapa tidak manut saja, kepada rombongan sandal keluar
0 Komentar:
Posting Komentar