"Kalian tidak kami batasi waktu, tapi ice cream yang cair tidak ada yang sudi membeli," terang Pak Boss. Angka jual sudah terpampang di atas white board, "duh ice creambergambar spongebob begitu siapa yang mau beli," tulis otakku di dinding facebook. Haish, waktu terus berjalan, pembeli potensial sudah mulai meninggalkan ruangan kantor. Apa jadi ini ice cream, jadi air mungkin. Waduh, kenapa tiba - tiba semua hal berpindah pada sepotong ice cream. Terlintas juga isi timeline Sang Pemikir menakuti dengan kegagalan. Ah, ndak bisa mikir. Ndak kasih solusi.
Dari sebelah bawah, entah kesaktian macam apa, serta merta menggerakkan kaki. Eh, sekonyong lalu Sang Pemikir menuntun ke ruangan HRD. Benar saja, banyak orang. "Jualan, ah" sambil mendekati Si Cantik. Amatir, cuma dapat senyum kecut pencari gratisan. "Ah, mak" rugi sekali. Makhluk perempuan memang penawar ulung, selain penawan hebat, sih. Ini ruangan jadi sempit, fyuh ... Jualan satu saja ini, mah. Bukan satu kontainer.
Ilmu mepet memang ampuh, cerita ini bagian dari tuah yang populer. Beneran, sebuah pegas akan bekerja setelah ditekan. Sederhana itu, Jurus Mepet berfungsi. Diawali denganJurus Tebal Muka, buang malu. Apa yang terjadi sedetik pertama akan sirna. Insting bekerja, semua yang dipelajari di masa lalu otomatis terpanggil. Saat ting pertama bekerja, telinga tertutup dari suara yang tenyata ndak 100% nyata. Kita hebat di saat mepet. Hahaha ... mepet apa ini?!
Pilihan dan negasinya memang bekerja dengan cara berbeda. Pilihan ganda melemahkan, menutupi what is right dengan what is easy. Sedangkan pilihan saja, tidak memberi ruang jika dikombinasikan dengan kata tidak. Mungkin kita perlu kulak di pasar tradisional, hehehe. Ah, bukan apakah ini pilihan. Tapi jalan samping, kemana kita melangkah ke depan lagi.
Percaya atau tidak itulah ilmu mepet, ilmu ngintil. Ilmu asal jalan, kita harus maju atau menyingkir. Apakah demi sebuah mimpi?! Bisa jadi, karena orang yang dituntun mimpi sanggup berjalan meski tidur. Karena hanya orang yang mampu melihat menembus gunung, yang turun di jalan menuju base camp. Dihajar dengan banyak tantangan makin mepet. Eh, matang. Angin tidak mampu merobohkan ilalang, bukan?!
Lalu bagaimana ilmu 'mepet' bisa tetap positif terhadap sebuah mimpi? Kita sering mendengar, banyak mimpi wong cilik yang tertinggal seperti debu. Bersakit - sakit dahulu malah mati kemudian. Mereka bahkan melupakan mimpi karena keterbatasan, memilih apa saja yang menghasilkan sesuap nasi atau gengsi. Tentu, ada ilmu lain yang harus dikuasai. Yaitu ilmu 'menunggu' yang sangat tidak mungkin dapat dikuasai oleh orang yang melepaskan mimpinya. Semacam ilmu 'yakin' paling ampuh, paling tuah. Seperti singa lapar yang bersiap terhadap semua kesempatan. Walaupun mungkin orang melihatnya seperti ilalang yang tertiup angin. Hanya rumput bergoyang. Tetapi jangan lupa, sesekali bertanyalah kepada ''rumput yang bergoyang'' hehehe #nyanyi
#Beemoslem
0 Komentar:
Posting Komentar