Smiley

4:47:00 PM
0
Yang di bawah adalah sebuah video tentang serunya debat. Aku suka dengan cara orang atheis di dalam video tersebut dalam mengkritisi sesuatu. Namun jangan disamakan sebagai persetujuan dan satu kesamaan dalam pemikiran. Dalam pandangan materialsime, tidak ada kebenaran absolut dalam dunia. Bahkan apa yang sudah benar pun hanyalah 99,99999% benar. Seperti misalnya, Emak bukan Ibu kandungku mungkin. Hahaha ... Karena itu, tidak mungkin mengatakan Quran sebagai kebenaran mutlak. Harus dikaji ulang terus menerus. Aku tertarik dengan apa yang disebut olehnya dengan natural, alamiah. Sebagai hal yang seharusnya menjadi acuan. Bukan aturan Quran, yang menurutnya adalah buatan manusia.



Lalu apa masalahnya dengan alamiah ini? Ilustrasinya adalah bahwa di dalam kingdom binatang telah dibuktikan secara ilmiah bahwa kecenderungan untuk homoseksual adalah natural. Harus Aku tekankan juga bahwa kita manusia adalah sejenis binatang primata, tentunya. Jadi, jika kemudian Agama menghukum seseorang karena berpaham homoseksual menjadi tidak masuk dalam akal pikiran ilmiah. Hanya karena mereka berpaham seperti itu, tidak ada hak bagi Tuhan untuk menghukum mereka, jika Tuhan ada. Dan kalaupun kita menganggap Tuhan itu ada, bukankah homoseksualitas itu Tuhan sendiri yang menciptakan mereka. Semakin tidak masuk akal bagi atheis tersebut, apa yang disebut Tuhan dan Agama, sebagai kesimpulan ilmiahnya.

Aku jadi sedikit tergelitik dengan pernyataan tersebut. Apakah ilmu psikologi manusia itu ilmiah? Tidak tahu jawaban mereka untuk hal ini. Mereka hanya percaya apa saja yang bisa dibuktikan secara ilmiah. Aku cuma berpikir, bahwa semua anggota animal kingdom itu mempunyai jiwa. Aku tidak bisa katakan jiwa dalam hal ini sebagai consciousness yang masih menjadi polemik di dunia keilmiahan. Jika menganalogikan penyakit psikis dan fisik sebagai dua hal yang ilmiah, Aku jadi bertanya apa bedanya homoseksual dengan kelainan seorang bayi yang mempunyai Jantung di luar tubuhnya. Dua hal tersebut sama - sama kelainan, menurutku. Hanya saja yang satu dipandang berbeda tergantung keilimiahan, dan yang satu lagi orang paling bodoh yang diminta oleh Prof. Yohannes Surya pun akan tahu bahwa jantung harusnya berada di dalam dada. Meskipun belum ada sentuhan pengajaran dari beliau.

Berthing Naturalis

Seandainya, perbandingan penyakit psikis dan fisik di atas 99,999% sama secara ilmiah, apakah kemudian kita semua beranggapan bahwa homoseksualitas hanyalah sebuah penyakit? Seperti jerawat yang menggelisahkan manusia puber. Yang bahkan ketika muncul satu saja di saat yang tidak tepat, merusak mood sampai pada titik paling rendah. Tabu untuk keluar rumah, atau kamar. Dan apakah sebaliknya kita harus bersikap, jika Quran menunjukkan science yang faktual kita ambil. Dan jika ada aturan sosial yang dianggap usang, kita buang. Mungkin ada sebuah skenario agar kita mengambil yang kita suka dari Quran saja. Yang tidak kita suka, tinggalkan di dalam kotak p3k.

Aku tidak bisa membuktikan keilimiahan perbandingan di atas, tetapi Aku tidak pernah berharap menjadi manusia naturalisasi. Sebagai misal, kadang ketika Aku sedang di tempat ramai, sungguh ada semacam gelora di dada ini untuk jahil terhadap orang yang kulihat. Maklum golongan darah B. Dan kemudian, dalam imajinasi, Aku tertawa jika kejahilan itu berhasil membuat orang susah. Dan menurut hukum natural, ini tidak perlu ditahan. Yang kemudian dijadikan sebagai tayangan reality show, dan semua orang tertawa, terhibur karenanya.

Dan jika ada seseorang di luar sana yang selalu berpikir untuk melukai seseorang, menyukai kekerasan, itu natural koq. Lihat saja rating WWF yang pernah merajai TV swasta Indonesia itu. Ah, mungkin semua yang bisa menarik sebagai tayangan di media adalah natural. Seperti homoseksualitas yang sudah ada film-nya, yang menghasilkan dollar sejumlah $178.1 million. Fantastis! Hanya dengan jualan barang organik. Mungkin itulah mengapa perempuan merasa tidak menjadi obyek dalam tanyangan penuh aurat. Karena barang organik, mudah dijual dan mahal. Daripada jika hanya jadi konsumsi pribadi, cuma dinilai sekedar gaji suami. Yang juga ala kadarnya.

0 Komentar:

Posting Komentar