Smiley

0
Kenapa seseorang yang lengkap secara jasmani seperti Aku ini, senang sekali membuat tulisan yang tidak jelas kelengkapannya, ya. Seperti pecandu asap yang menemukan kekurangan saat bibir terasa kering. Kalau mau jawab jujur ya karena memang belum bisa menulis. Masih belum bisa merangkai potongan - potongan ide menjadi satu buku. Atau satu cerita tanpa mengindahkan suntikan mood. Nah, memang apa jawab bohongnya? Karena jujur, Aku memang belum bisa menulis. Bohong, dong. Koq jujur? Hahaha, begitulah. Biarlah tulisan - tulisan serak yang kutanam itu yang berkata jujur. Toh, Aku punya hak untuk merubahnya saat itu juga, atau besok, atau lusa, atau nanti saat cerita lengkapnya telah ada. Aku berhak menemukan tokoh ceritanya dalam kenyataaan, kemudian menuliskan ulang. Atau kutuliskan dahulu Sang Tokoh, untuk kemudian kucari siapa sebenarnya Dia.

Asap Istirahat

Di bawah ada sebuah video perjalanan hidup seorang mualaf yang lebih islami daripada kebanyakan kita yang lahir muslim. Belajar dari pengalaman mualaf tersebut, ternyata banyak sekali pertanyaan - pertanyaan dalam hati yang menunjukkannya ke dalam Islam. Bagaimana jawaban pertanyaan itu kemudian dilengkapi selama perjalanan hidupnya. Dan, jika memang sudah lengkap, matilah sudah. Bukankah itu arti lengkapnya cerita hidup kita di dunia nyata ini. Jadi sebuah tulisan akan mengandung sepotong pengalaman hidup kita. Bisa jadi, sebuah harapan kita di masa yang akan datang. Atau bahkan semacam mesin waktu untuk mengubah apa yang sudah terlanjur tidak dapat kita ganti.

Wajarlah jika Aku tidak tahu, apakah sebenarnya aku ini mampu menulis atau tidak. Walaupun, dalam kenyataannya kita sedang menulis sebuah buku besar. Yang akan kita baca dengan menangis, atau kita baca dengan syukur. Kadang tulisan - tulisan buruk kita terekam dalam jasmani kita yang lemah dan malas. Atau menjelma menjadi musibah - musibah kecil yang meninggalkan bekas cacat. Dan kadang mengakhiri cerita hidup saat itu juga, na'udzubillah. Atau hal berbahaya lain, yaitu dapat menarik ke dosa yang lebih besar.

Biar saja Aku tulis semua serakan - serakan itu, akan kuperbaiki. Jika sudah waktunya akan kulengkapi. Percayalah, sebuah jawaban memang terjadi dengan skenario yang baik. Yang tidak baik menurut kita, belum tentu itu buruk. Karena yang baik dalam pandangan kita, bisa jadi akan berubah menjadi buruk. Kita tidak mungkin berhenti untuk belajar ilmu ikhlas dalam hidup, selamanya. Ini bukan pembenaran, karena Aku tahu apa yang sedang terjadi dalam hidup. Meskipun Aku belum punya keberanian untuk berubah. Dan tiap tulisan ini akan kubaca kembali, nanti. Dan kemudian nanti kutulis ulang tentang semua nasehat - nasehat baik yang selama itu kuabaikan.

9 Rajab 1436 H

0 Komentar:

Posting Komentar