Smiley

4:05:00 PM
0
#Beemoslem Edited

Ini bukan pesan singkat elektronik, atau short message. Walaupun terbaca monolog. Sepihak dan tanpa balasan. "Hallo, Cak S. Yok opo kabare? Bagaimana kabarnya? Denger-denger Cak S lagi berada di bui. Hmm, 1 bulan penuh, ya? Jangan sedihlah. Toh cuma sebulan yang dari 12 bulan setahun."

Memang Ramadhan telah masyhur sebagai borgol-borgol setan. Namun ternyata kita sudah terbiasa dengan keberadaannya. Seolah teman karib yang sang saling membutuhkan. "Aduh, Cak! Koq sepertinya ada atau tidak ada dirimu cs sama saja. Masih banyak pemandangan maksiat.
Masih banyak yang jauh dari Tuhan, masih banyak yang korupsi demi lebaran dan mudik. Masih banyak sikut-sikutan, demi receh sangu ponakan."

Semacam ada sinyal yang terhubung dari balik penjara semua setan. Sehingga yang telah biasa duduk dengan mereka sebelas bulan lamanya, semacam jadi duplikat. Sudah sama saja lagak dan tingkahnya. "Huh, jadi penasaran. Jangan-jangan kamu sering sms-an dengan 'nafsu' kami untuk membisikkan pembangkangan. Atau dirimu cs masih suka kontak-kontak by phone. Taktik apa yang sedang kamu jalankan?"

Tak pelak lagi kesadaran harus kita raih. Tentang kehadiran mereka yang asignifikan terhadap laku maksiat kita. Yang telah membabi-buta. "Atau parahnya lagi, sebenarnya hanya 'nafsu' yang menggoda kami. Ibaratnya, tanpa bisikan dari dirimu cs pun kami sudah sesat. Kami sudah membangkang."

Jadi mungkin mereka itu ibarat Manager dari 'nafsu' kita. Mengawasi dan menentukan aturan. Selebihnya 'nafsu' kita yang berlaku sebagai supervisor. Apakah betul seperti itu? Apakah kita memang seburuk itu. "Padahal seringnya kami menjadikan 'kamu' sebagai tertuduh dari perbuatan buruk kami."

Setan dalam Penjara
wakahehe.com

0 Komentar:

Posting Komentar