Dalam laporannya, (lihat juga psikologi reaktif), Holy Setyowati, SIE, BBA memaparkan sebuah percobaan yang disebutnya menghias "Pohon Botak". Percobaan dilakukan dengan menyiapkan gambar batang pohon tanpa daun pada sebuah media tempel. Anak - anak diminta untuk menempelkan daun aneka warna, bunga, ikan, kura - kura, burung, awan, hiasan natal, telur, mobil, bulan, mainan beraroma (roti - rotian, hamburger - hamburgeran), boneka, kotak pensil, boneka macan, dan kaus kaki. Bagaimanakah anak bergolongan darah A akan merespon?
Kelompok anak A tersebut terlihat canggung untuk melakukan instruksi dari peneliti. Mereka terlihat saling pandang satu sama lain. Namun, begitu ada satu orang yang memulai segera saja terdengar kesibukan mereka menempel hiasan. Tanpa instruksi dari individu yang menonjol pun, kelompok ini mengerjakan tugas dengan teliti dan teratur. Hampir tidak ada yang tumpang tindih, karena memang mereka cenderung perfeksionis. Terlihat canggung dan lambat dalam berpikir.
Dalam percobaan lain, peneliti menyiapkan ruangan kelas yang berantakan, untuk kemudian meminta kelompok anak A untuk ''beres - beres." Ketika terjadi miskomunikasi dengan wali kelas, sementara peneliti masih sibuk ''mengacak - acak'' ruangan, mereka mengatakan, "Bu, saya bantu bereskan ya ..." Ekspresi spontan seorang A, yang memang cenderung ringan tangan untuk membantu. Mereka mengira peneliti sedang beres - beres, dan Si Kecil lucu itu langsung volunteering. :-)
Selain perfeksionis, mereka langsung turun tangan untuk membantu. Namun, efek samping dari serentetan aksi spontan dua percobaan di atas juga rupanya menjadikan mereka sensitif terhadap lingkungan sekitar. Wajar jika mereka begitu terganggu dengan perubahan ekstrim di lingkungan mereka. Mereka tampak canggung, karena sesungguhnya mereka sangat berhati - hati untuk mengerjakan sesuatu. Mungkin orang akan melihatnya sebagai pesimis, karena mereka terlalu sibuk mencari solusi atas dugaan dalam pikiran mereka.
Mungkin hal ini juga yang menyebabkan mereka tampak patuh pada nilai - nilai. Selain karena mereka merasa nyaman dengan aturan yang berlaku, mereka juga telah memadu - padankan dengan 'nilai' yang telah mereka buat.
Saya ingat saat masih duduk di kelas 1 sekolah dasar. Saat ujian sekolah selalu di-dikte oleh guru satu per satu di depan kelas. Dan kemudian siswa mengikuti dengan menjawab. Ada seorang anak perempuan, yang dugaan saya adalah A, bahkan mendapat nilai seratus. Namun, setelah naik tingkat kelas justru anak ini sangat biasa dalam hal akademik. Tidak pernah fenomenal lagi. Tidak seperti saya yang B, yang akan menjawab seperti gambar berikut. Dan kemudian sibuk menghapusnya setelah mengintip jawaban teman. :-)
A, adalah tipe golongan darah yang terdiri dari unsur H dan Acetyl Galaktosamine. Dalam fase awal peradaban, gen ini banyak di bawa oleh mereka yang hidup di daerah berhutan lebat. Memiliki antibodi yang sangat sensitif terhadap lingkungan sekitar. Saat kanak - kanak mereka cenderung keras kepala, namun akan segera dapat mengontrol emosinya saat beranjak dewasa. Karena mereka selalu berusaha menyatu dengan alam demi 'keselamatan'. Mungkin Anda ingat, ada teman masa kecil Anda yang begitu cerewet menjadi ketua kelas seketika berubah menjadi seorang toleran di saat dewasa.
Ciri lain yang menonjol pada A adalah mereka juga menaati metode yang berlaku. Baik secara logika maupun yang umum terjadi di masyarakat. Mereka tidak akan move on dari suatu perselisihan, jika mereka belum berhasil mengurai kronologisnya dengan sempurna. Dalam bukunya peneliti memberi contoh tentang anak A yang bertengkar dengan teman sebangkunya. Tidak mudah mengajak anak a untuk berbaikan. Walaupun mereka masih anak - anak. :-)
Ah, saya jadi terkenang kembali dengan pengalaman bekerja dengan orang Jepang. Yang banyak juga warganya bergolongan darah A. Sedang saya adalah B, antitesis mereka. Membuat saya jadi faham dengan semua ketelitian mereka menemukan kesalahan. Hahaha ... pernah di-setrap satu jam karena kesalahan yang awalnya adalah anggapan remeh terhadap prosedur kerja. Karena tuntutan produksi yang tiba - tiba harus shipping. Terlepas dari 'dendam', beruntung sekali saya belajar kepada mereka. Ada semacam perfection yang selalu saya kejar pada hal menarik yang ingin saya lakukan. Ah, hidup kadang tidak terduga ya ...
16 Sya'ban 1436 H
0 Komentar:
Posting Komentar